Skip to main content

lembah hijau

SATU lagi tempat berwisata hadir di bumi Lampung, yakni Taman Wisata Lembah Hijau, berlokasi di Jl. Radin Imba Kesuma Ratu, Kampung Sukajadi, Kel. Sukadanaham, Kec. Tanjungkarang Barat, Bandarlampung.

Kemarin, secara resmi tempat wisata ini melakukan opening. Dan, opening itu dilakukan langsung Gubernur Lampung Sjachroedin Z.P. bersama Ny. Truly Sjachroedin Z.P. Hadir juga, Wali Kota Bandarlampung Eddy Sutrisno bersama Ny. Nurpuri Eddy Sutrisno, kemudian istri Wakil Wali Kota Ny. Sudarmi.

Acara makin semarak dengan kehadiran para undangan, seperti Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Elya Muchtar, Kepala Dinas Promosi, Investasi, Kebudayaan, dan Pariwisata Suresmi Ramli, Ketua Dewan Kesenian Lampung (DKL) Atu Ayi, lurah, camat, unsur Dinas Pariwasata Kota Bandarlampung, dan banyak lagi.

Untuk diketahui, Lembah Hijau yang merupakan milik keluarga M. Ridwan Nasution bersama sang istri, Maardalena, dan putra-putranya, M. Irwan Nasution dan M. Erwin Nasution, ini dibangun mengingat Provinsi Lampung secara geografis memiliki posisi yang sangat strategis. Yakni, sebagai pintu gerbang untuk masuk dari Pulau Jawa ke Sumatera. Di sisi lain, masyarakat Lampung membutuhkan tempat rekreasi dan hiburan yang berada dekat dengan lingkungannya.

”Hal ini yang melatarbelakangi pemikiran kami untuk menciptakan suatu objek wisata dan tempat rekreasi serta tempat peristirahatan dengan suasana yang sangat alami, sejuk, dan nyaman dengan nama Taman Wisata Lembah Hijau,” ungkap Pimpinan Lembah Hijau M. Irwan Nasution.

Awalnya, terus dia, di bawah bimbingan Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Lampung, Taman Wisata Lembah Hijau melakukan penangkaran Ex-Situ. Lembah Hijau dimulai dengan koleksi satwa-satwa dan penangkaran, kemudian berkembang dengan menghadirkan fasilitas penunjang lainnya.

Taman Wisata Lembah Hijau hadir dengan moto yang melekat, yakni Fresh dan Natural. Hal ini, kata Irwan Nasution, selaras dengan konsep kepariwisataan pemerintah daerah, bahwa kawasan Batuputu, Sukadanaham, dan sekitarnya diarahkan untuk menjadi cagar adat, cagar budaya, dan objek wisata.

”Di mana, area kawasan Batuputu, Sukadanaham, dan sekitarnya harus dapat dipertahankan untuk menjadi hutan lindung dan catchment area. Sehingga dapat dibangun dengan komposisi 80% areal alami terbuka dan 20% bangunan. Karenanya, selaras dengan hal tersebut, kami melaksanakan pembangunan dengan komposisi yang ditetapkan dan mengangkat moto Fresh dan Natural,” papar dia di hadapan seluruh tamu undangan saat opening, kemarin.

Menariknya, Lembah Hijau hadir dengan konsep wisata terpadu. Dalam satu area ini, masyarakat bisa merasakan beragam fasilitas yang menyenangkan, edukatif, dan refreshing. Di mana, tersedia kolam renang water boom dengan tower spiral setinggi 13 meter, panjang 60 meter, dan kolam torpedo 8 meter.

Water boom Lembah Hijau ini satu-satunya yang dilengkapi dengan water splash. Tidak hanya itu, Taman Wisata Lembah Hijau juga dilengkapi dengan outdoor activity untuk outbond, baik untuk orang dewasa maupun anak-anak, serta restoran dan cottage.

Termenarik, Lembah Hijau dilengkapi taman flora dan fauna. Ini bisa dijadikan sebagai wahana pembelajaran anak dalam menggali jenis-jenis satwa dan tumbuhan. Ada juga kebun herbal yang dilengkapi dengan pondok herbal.

Nah, ke depan masyarakat yang berwisata ke sini diharapkan dapat menikmati aneka minuman dari tanaman herbal. ”Rencananya, ke depan kita juga akan menyediakan aneka minuman dari tanaman herbal ini, jadi masyarakat bisa merasakan langsung manfaat tanaman herbal tersebut,” ungkap Irwan Nasution.

Sementara, opening-nya berlangsung semarak. Usai acara seremoni, seluruh tamu undangan diajak berkeliling melihat fasilitas Lembah Hijau. Opening ini juga ditandai dengan pengguntingan pita oleh Ny. Truly Sjachroedin Z.P., penandatanganan prasasti oleh Sjachroedin Z.P. dan Eddy Sutrisno, serta penekanan tombol sirine. (adv)

Sumber : radar lampung

Comments

nova said…
di lembah hijau,seharusnya ada permainannya seperti jaskoster,baling-baling,dll.supaya lebih asyik dan seru.trims
Anonymous said…
andai aja pengelola lembah hijau baca ini, saya mau protes soaljus... udah bayar mahal2...jus hanyalah jus SIRUP bukan buah asli... saya kecewa berat banget buat yg ini. kesannya seperti pembodohan konsumen.
Anonymous said…
heum...


agak kecewa waktu dtg ke lembah hijau beberapa waktu lalu...


sekalipun bukan saya yg ngalamin, tapi saya jd batal berenang gr2 kejadian itu....

ditemuin pecahan botol di area sekitar kolam renang....

dan ada anak kecil yg kena....
otomatis keluarganya marah...

bukannya udah disebutin kalo area itu aman buat anak2....


humhumhum....gimana ya???

kok bisa si??di area kolam renang ada pecahan botolnya??



padahal setau saya, lembah hijau msh tergolong baru...


masa smp sgitunya???


buat koreksi aja si...


biar pihak lembah hijau ningkatin kinerja mereka...


jangan smp kejadian ini keulang lagi....


bisa2 pengunjung jadi males dateng ke sana...


trims.....

Popular posts from this blog

Jejak Islam : Masjid di Lampung

Masjid Tertua Ada dua masjid yang terkenal sebagai masjid tertua di Lampung, yaitu Al-Anwar dan Al-Yakin. Kedua Masjid ini tercatat dibuat sejak abad ke 18 oleh para perantau yang mukim di Lampung, Masjid Al-Anwar dibangun oleh ulama bugis, dan Al-Yakin di buat oleh orang-orang bengkulu di Tanjungkarang. Masjid Al-Yakin berada di jalan radin Intan Tanjung karang, dibangun diatas tanah Wakaf seorang haji asal menggala. Masjid tersebut terkenal sebagai majid yang aktif dan mampu menggerakan ekonomi umat dengan program KUS nya. Masjid Al-Anwar yang didirikan tahun 1839 oleh seorang ulama bugis yang sedang berjuang melawan Belanda dan terdampar dipesisir Selatan Sumatera. setelah peristiwa Meletusnya gunung krakatau, masjid rusak dan kembali dibuat pada tahun 1883 dengan lebih permanen dan kokoh. Masjid berornamen Lampung Masjid ini masih dalam proses pembangunan di sebuah kabupaten baru yang bernama Pesawaran, dengan menggunakan dana awal sebesar 100 juta dari APBD Lampung, diharapkan b

Download lagu daerah Lampung secara Gratis

Daerah Lampung memiliki potensi dan ragam kekayaan budaya untuk modal menumbuhkembangkan lagu daerah Lampung. Namun, hingga kini lagu-lagu Lampung sulit menjadi tuan rumah di daerah sendiri apalagi bisa go nasional. Demikian dikatakan oleh Musisi Lampung, Syaiful Anwar seperti yang dikutip oleh LampungPost. Seperti yang ditulis di koran harian LampungPost, Syaiful Anwar mengatakan kondisi tersebut terkendala dengan minimnya pencipta lagu daerah yang berkualitas serta apresiasi masyarakat yang rendah. "Selain faktor apresiasi masyarakat Lampung yang masih rendah terhadap lagu Lampung, jumlah komunitas orang Lampung yang menurut survei hanya tinggal 17 persen juga menjadi salah satu penyebab," kata Syaiful. Jadi, ujar dia, sangat tidak adil jika membandingkan antara lagu Lampung dan lagu Jawa, Minang, Batak atau Sunda. "Meskipun perkembangan lagu Lampung sebenarnya sudah sangat signifikan. Tolok ukurnya adalah banyak kalangan muda Lampung serta para pelajar yang meng

Wisata Lampung : Membangun Persepsi dan Kesadaran Masyarakat Lampung

[ wisata lampung - Lampunggech ] Terus terang saya begitu mencintai lampung, bahkan hingga saat ini ketika  saya jauh di Sukabumi. Lampung bagi saya seperti kawah candra dimuka perkembangan pola pikir saya hingga seperti ini. mungkin  Bang Firman sebagai penguasa Buaya Kompasiana di Lampung bisa menjelaskan fenomena saya ini. Buat yang tak tahu Lampung, mungkin membayangkannya sebagai suatu daerah yang masih belantara, dimana gajah berkeliaran dan  harimau sumatera siap mengancam. Bayangan itu tidak  sepenuhnya benar ataupun salah karena  ada juga daerah yang masih mesti berjuang melawan amuk gajah liar seperti di daerah kawasan bukit barisan, namun di wilayah yang sudah tersentuh wangi modernisasi, kini hirukpikuk kemajuan jaman sangat kental  terasa. kemajuan ini menjadikan wajar bila Artis pun kini bisa datang dari Lampung seperti Hijau Daun dan Kangen Band yang menggebrak Dunia Musik Nasional. Lampung kini tidak se seram jaman tahun 90-an sampe  awal tahun 2000-an yang bil