Skip to main content

Posts

Lampung Tak Hanya Gajah

Recent posts

Feodalisme Modern di Lampung

(ilustrasi lampung dan feodalisme) SAYA pernah menuliskan betapa (masyarakat) adat Lampung telah dipolitisasi sedemikian rupa bagi kepentingan (politik) segelintir elite yang kebetulan sedang memegang jabatan di pemerintahan atau elite berkuasa, baik di pusat maupun di daerah Lampung sendiri ( Media Indonesia , 23 Juni 2007). Sebenarnya agak “sungkan” saya menuliskan kembali masalah ini. Namun, melihat fenomena bagaimana adok/adek (gelar adat) dengan mudah “diperjualbelikan” di tanah Sang Bumi Ruwa Jurai, saya agak perlu memberikan catatan sedikit. *** Setidaknya ada dua peristiwa “budaya” Lampung baru-baru ini yang penting saya soroti. Pertama, Gelaran budaya Begawi Adat Mewaghi (upacara mengangkat saudara) di Sesat Agung Nowo Balak Gunungsugih, Senin, 28 Juni 2010 lalu. Kabarnya, marga-marga dari Saibatin dan Pepadun bertemu pertama kali dalam begawi adat tersebut sebagai upaya pelestarian tradisi dan budaya asli daerah. Pada Begawi Adat Mewaghi tersebut M. Hidayatullah

Menengok Geliat Kota Bandar Lampung

Menyusuri Kota Bandar Lampung, maka kita akan rasakan berada di lembah perbukitan. Kota lama yang berasal dari dua kota kecil yang terpisah yaitu Tanjung Karang dan Teluk Betung, seiring dengan pertumbuhan penduduk,  yang semula adalah kota kecil yang terpisah, kini telah menjadi satu tanpa batas dengan jumlah penduduk lebih dari 800.000 jiwa. Kota Bandar Lampung yang sekarang adalah ibu kota Propinsi Lampung, keutara berbatas dengan Kecamatan Natar, Lampung Selatan. Namun dalam perkembangannya, wilayah kecamatan Natar yang terdapat Bandara Raden Inten yang pada kenyataannya telah menyatu sebagai wilayah perkotaan. Dalam kurun waktu kurang dari satu dasawarsa, pertama kali penulis mengusahakan sebuah pemukiman yang kecil, daerah batas kota yang masih sepi itu telah berubah menjadi kawasan pemukiman perkotaan baru. Tugu Raden Inten, yang merupakan titik pertemuan lalulintas dari seluruh Sumatra menuju P Jawa itu telah berubah menjadi sebuah simpul ekonomi sekaligus titik

Seruit, Makanan Tradisional yang Eksklusif

Mendengar judul di atas, mungkin membuat pembaca agak heran. Jangankan pernah mencicipi, pernah dengar tentang makanan inipun tidak pernah. Ya, oleh karena itu saya katakan “eksklusif” karena hanya orang Lampung saja yang tau makanan ini. Sangat jarang orang yang bukan suku Lampung mengenalnya. Sebenarnya Seruit atau Kalau lidah orang lampung sering menyebutnya “seruwit”, adalah makanan khas orang Lampung. Yang uniknya dari makanan ini adalah, diracik ketika akan di makan dan harus habis saat itu juga. Dan tentu saja, makannya harus pakai nasi. Cara makannya pun unik, Seruwit yang sudah jadi (dalam satu wadah) di makan bersama-sama. Caranya, kucuk kikim (daun singkong rebus) diambil secukupnya, lalu dicocol kedalam seruwit. Setelah itu, ditaruh pada sesuap nasi, dan Hap,, langsung dimakan. Biasanya, sambil mengunyah didalam mulut, lalapan mentah juga ikut dimakan berbarengan. Dan Rasanya, benar2 luar biasa sensasinya. Saya sebagai orang Lampung terkadang sangat merinduka

Cari Ta'jilan di Bandar Lampung, ke Jl ZA Pagar Alam Saja

Ramadhan datang dengan penuh keberkahan, semua umat Islam menyambutnya dengan penuh suka cita. Pun tak kalah meriahnya di bandarlampung, tepatnya dikawasan pendidikan jalan Zaenal Abidin Pagar Alam tanpa disengaja menjadi pusat jajanan untuk berbuka puasa. Sore itu sekitar satu jam menjelang Adzan Maghrib, beberapa kendaraan mulai memadati jalan yang disepanjang trotoarnya dipenuhi penjual minuman dan makanan untuk berbuka. Seperti sudah disetting menjadi pusat jajanan, kerumunan penjual tak kalah ramai dengan pengunjung yang berdatangan dari setiap sudut kota. Bulan Puasa memang memberikan keberkahan tersendiri bagi para pedagang, baik yang musiman maupun yang sudah terbiasa mangkal ditrotoar jalan dari lampu merah unila sampe lampu merah arah jalur dua way halim. Bagi anda yang kebetulan belum mempersiapkan makanan dan minuman untuk berbuka, tak ada salahnya menuju tempat tersebut, tersedia berbagai pilihan mulai dari es kelapa muda, es campur, sop buah, kolak, dsb.

Komunitas Narablog di Lampung Seruit.Com hadiri Silaturahmi XL & Blogger

Komunitas Blogger Lampung ( seruit.com ) hadir dalam Ajang Silaturahmi Xl dan Bloggers di Hotel Gumaya Floor 5 Red Wood, Semarang 7 agustus 2010. Hadir para narablog dari berbagai kota sepanjang Lampung sampai surabaya seperti : Seruit.com (lampung), Kopdar Jakarta , beblog (bekasi), depok, BBV (bandung), blogger Ngalam (malang), TPC (surabaya), loenpia (semarang), gresik dan lain lain. Acara ini juga merupakan rangkaian dari pestablogger 2010 yg disupport penuh oleh sebuah provider Nasional XL yang dalam hal ini mengadakan XL network rally sepanjang Lampung -  Semarang dan Surabaya - semarang dengan melibatkan 140 Blogger dan 50 Media cetak+elektronik.

Jejak Islam : Masjid di Lampung

Masjid Tertua Ada dua masjid yang terkenal sebagai masjid tertua di Lampung, yaitu Al-Anwar dan Al-Yakin. Kedua Masjid ini tercatat dibuat sejak abad ke 18 oleh para perantau yang mukim di Lampung, Masjid Al-Anwar dibangun oleh ulama bugis, dan Al-Yakin di buat oleh orang-orang bengkulu di Tanjungkarang. Masjid Al-Yakin berada di jalan radin Intan Tanjung karang, dibangun diatas tanah Wakaf seorang haji asal menggala. Masjid tersebut terkenal sebagai majid yang aktif dan mampu menggerakan ekonomi umat dengan program KUS nya. Masjid Al-Anwar yang didirikan tahun 1839 oleh seorang ulama bugis yang sedang berjuang melawan Belanda dan terdampar dipesisir Selatan Sumatera. setelah peristiwa Meletusnya gunung krakatau, masjid rusak dan kembali dibuat pada tahun 1883 dengan lebih permanen dan kokoh. Masjid berornamen Lampung Masjid ini masih dalam proses pembangunan di sebuah kabupaten baru yang bernama Pesawaran, dengan menggunakan dana awal sebesar 100 juta dari APBD Lampung, diharapkan b