Skip to main content

Seruit, Makanan Tradisional yang Eksklusif

Mendengar judul di atas, mungkin membuat pembaca agak heran. Jangankan pernah mencicipi, pernah dengar tentang makanan inipun tidak pernah. Ya, oleh karena itu saya katakan “eksklusif” karena hanya orang Lampung saja yang tau makanan ini. Sangat jarang orang yang bukan suku Lampung mengenalnya.
Sebenarnya Seruit atau Kalau lidah orang lampung sering menyebutnya “seruwit”, adalah makanan khas orang Lampung. Yang uniknya dari makanan ini adalah, diracik ketika akan di makan dan harus habis saat itu juga. Dan tentu saja, makannya harus pakai nasi.

Cara makannya pun unik, Seruwit yang sudah jadi (dalam satu wadah) di makan bersama-sama. Caranya, kucuk kikim (daun singkong rebus) diambil secukupnya, lalu dicocol kedalam seruwit. Setelah itu, ditaruh pada sesuap nasi, dan Hap,, langsung dimakan. Biasanya, sambil mengunyah didalam mulut, lalapan mentah juga ikut dimakan berbarengan. Dan Rasanya, benar2 luar biasa sensasinya.

Saya sebagai orang Lampung terkadang sangat merindukan momen nyeruwit ini. Terus terang, seruwit memang seru. Kenapa, karena pada saat inilah biasanya sekeluarga bahkan sekeluarga besar berkumpul. Duduk di tikar besar bersama dan makan bersama. atau Terkadang pula, berkumpul bersama teman-teman sambil nyeruwit.

Oleh karena itu, dapat saya katakan nyeruwit berarti kebersamaan. Bagi orang Lampung nyeruwit mungkin bisa dianalogikan dengan upacara minum teh di Jepang. meskipun tidak sesakral upacara minum teh di Jepang. Tapi inilah salah satu kebudayaan yang tiada duanya di dunia.

Tapi sayangnya, lagi-lagi pemerintah tidak pernah melihat ini. Menurut saya, kalau pemerintah, terutama Pemda mau peduli, Seruwit dan acara Nyeruwit mungkin bisa menjadi aset wisata unggulan. Coba kalau misalkan diadakan “Festival Seruwit”. Ha ha ha, pasti Seru!”

Selain bisa memperkenalkan kebudayaan lokal, dengan diadakannya acara-acara seperti itu, juga merupakan sarana untuk mempertahankan kebudayaan yang entah sampai kapan bisa bertahan. Memang hari ini masih banyak keluarga-keluarga Lampung yang masih mempertahankan Tradisi seruwit, tapi bagaimana 10 atau 20 tahun lagi? kenal seruwit pun tidak lagi barangkali.

Mengapa Seruit Kurang dikenal?

Mengapa seruwit Lampung tidak terkenal dan kalah pamor sama kemplang atau keripik? banyak sekali faktor yang menyebabkan seperti itu.

Seruwit adalah makanan yang tidak awet, sehingga untuk dijadikan oleh-oleh keluar daerah tidak mungkin. Sedangkan kemplang, setiap anak-anak Lampung yang keluar daerah, habis pulang kampung, biasanya bawa oleh-oleh kemplang atau keripik untuk teman-temannya. Itulah yang membuat kemplang atau keripik terkenal dibanding seruwit.

Seruwit kasusnya sama dengan gudeg di Jogjakarta, sama-sama tak awet, tapi gudeg lebih terkenal.

Seruwit akan terkenal jika:

Yang Pertama, Di Lampung ada banyak warung yang menawarkan masakan khas Lampung, sehingga setiap pelancong yang datang, akan mencicipi seruit, dan lambat laun seruit Lampung akan terkenal. Sekarang kenyataannya dapat kita lihat, di BandarLampung sendiri sangat sulit menemukan warung khas Lampung. Yang ada adalah Masakan Minang, Wong Jowo, Warung Pempek. Lapo Tuak. Belum pernah saya lihat ada “Kedai Seruwit”.

Terkadang Saya sulit membayangkan, pelancong jauh-jauh dari Padang ke Lampung hanya untuk makan Rendang Padang. Atau orang Jawa jauh-jauh menyeberang hanya untuk makan Soto, Sate, Pecel. atau Orang Palembang ke Lampung Untuk makan empek-empek Palembang. Sama Sekali Tiada kesan untuk kulinernya. Karena bagaimanapun Lebih Enak makanan di tempat Sumber Asalnya.
Yang kedua, Ada warung-warung makanan khas Lampung diluar daerah, misal di DIY, DKI, Tangerang, Surabaya, Medan dan lain-lain, yang menawarkan seruit. Sehingga seruit juga akan terkenal didaerah-daerah tersebut.

Sekarang, pernahkah kita melihat warung-warung atau rumah makan seperti yang saya katakan diatas? tentu belum atau jarang. Itulah yang buat seruwit tak terkenal.

Dan Yang Terakhir, Seruit adalah makanan “Eksklusif”. Hanya orang Lampung Saja yang mau melakukannya. Selama ini Kalaupun ada orang Non Lampung yang ikut nyeruwit, itu karena dia berada ditengah-tengah komunitas Lampung. Seruwit akan terkenal jika bisa dilakukan oleh orang-orang Non Lampung. Namun Seruwit berbeda dari Rendang, pempek, Soto dll. Kalau kita mau buat Rendang, Bisa kita catat resepnya dan kita praktikkan di rumah. Sedangkan Seruwit? kita bisa catat resepnya namun untuk mempraktekkannya tentu sangat sulit bagi orang NonLampung. Semua itu karena Seruwit bukan sekedar Makanan, namun Ia adalah bagian dari Tradisi dan Kebudayaan. Yang sangat sulit dipraktikkan pada orang selain Lampung.

Namun Bagaimanpun Juga, Seruwit sebagai makanan maupun tradisi merupakan tanggung jawab kita semua untuk menjaganya. Memang, sekarang kita tidak menganggapnya Penting, dan kita tidak peduli. Tapi haruskah ada negara lain yang Mengklaim Seruit baru mata kita bisa terbuka. Saya Rasa itu bukan pemikiran yang bijak.

Cara Membuat Seruwit
Dari tadi, bicara tentang seruwit , tapi seruwit itu apa sih? mungkin teman-teman yang bukan suku Lampung agak bingung. Ini dia Seruwit:
Bahan-Bahan Seruwit:
-Ikan (Bisa Goreng atau Panggang. Ikannya ikan Patin, Mas atau Baung. Ikan lain juga Boleh, tergantung selera. Tapi saran Saya, ikan yang sudah saya sebutkan itulah yang enak)
- Sambal Terasi
- Terong ungu Panggang
-Limau Kunci (bisa diganti Kedondong hutan)
- Isi Timun
- Tempoyak
- Garam (kalau kurang asin)
-Air Secukupnya
Lalap rebus:
-Daun Singkong Rebus (bisa diganti daun Pepaya, kangkung atau bayem)
Lalap Mentah:
-Timun
-Jengkol (Bisa diganti Petai)
- Pucuk daun Jambu Mente
- Kacang Panjang
-Jinar (Sejenis Jahe)
-Wortel
-Kemangi
Cara Meracik :
Semua Bahan Seruit di campur dalam satu wadah. Diaduk dengan Tangan bersih.
Cara makan
Sudah dijelaskan Diatas. 

picture dicomot dari yenisfamilyblog.multiply.com

Ditulis Oleh Yuza Riadi di Kompasiana
Pemilik blog ini lahir di Kotabumi, 11 mei 1990. Sekolah dasar nya diselesaikan di SDN 02 Ketapang. SMP nya di tempuh di SMPN 01 Sungkai Selatan dan SMA nya ditamatkan dari SMAN 2 Kotabumi. Saat ini blogger yang memiliki hobi menulis ini sedang berjuang untuk menyelesaikan S1 nya di Jurusan Teknik Geofisika Unila. InsyaAllah jika semua lancar tahun 2011 bisa selesai. Mohon doanya. mau berhubungan: Blog: duniayuza.blogspot.com #twitter: @adiyuza #email/fb: yuza_riyadi57@yahoo.co.id

Comments

gery said…
mantap nih, kapan kapan mesti makan, klo bikin belom bisa hehehe
andri said…
jadi pingin nyoba nich..
Unknown said…
aduh mulai ngiler hehehe...
enakan beli langsung di tempatnya nih, kapan yah bisa ke Lampung (BTW nice info, thx)
gina said…
seruit?
wah.. baru tau ada makanan kaya gini..
di jakarta gak ada sih.. ha2
ini cmn ada dilampung doank ya?
rina said…
enak ini..
seruit makanan kedoyanan ku kl aku kelampung.. ha2.. :D
Fay said…
Seruit..enak yah? rasanya pengen nyoba deh...cuma ada di Lampung kah?
Ding Dong said…
wah lengkaapp...disini ada resepnya juga, kapan-kapan coba buat ah (tapi kyknya enakan langsung ke Lampungnya yah?)
jeane said…
emmm.. ada yang jual gak ya? kalau ada yang jual mau donk nyobainnnn.. atau ada info itu seruit dijual dimana?
susan said…
enak banget kayaknya jadi laperrrrr
arienta said…
iya seru kali ya wisata kuliner di lampung soalnya belum pernah sie
atiek said…
dicoba boleh tuh ...eksperimen besok pas di rumah mumpung hari libur
This comment has been removed by the author.
betuullll .susah sekali cari makanan ini di pasaran ... kalo ada teman datang dari luar kota cuma bisa cerita ajah
Unknown said…
mantap kak muni mak nyruit...ngiram munih

http://lagulampung.blogspot.com/
http://putrasung.blogspot.com/
Unknown said…
wew... muntabz nih "seruwit" dr namanya jd pnasaran..!
liat bahanya sih mang sdikit mirip lalapan sunda or jawa gtu... tp ane yakin da yg spesial dari seruwit..."

Dah lama nih gan ane nyari artikel tentang "seruwit" akhirnye nemu jg..
thank buat admin,...

mari same-same kite kenalin "seruit" ame dunia, biar bisa besaing ame Kuliner Indonesia nyang laen... Wokeeeee.......
Darrusman said…
katanya seruit dari Sumatra Selatan ??

http://www.kaskus.co.id/thread/50d5b00d7d1243462a00003a/yuk-mengenal-sejarah-sambal-di-indonesia/

Popular posts from this blog

Eksotisme Pulau Berlilitkan Adat

Tapis Pulau Pisang salah satu penanda hubungan marga pulau ini dengan marga Way Sindi. Adat, alam, dan kehidupan sehari-hari yang khas mengguratkan eksotisme pada Pulau Pisang. Begitu juga tapis. EKSOTISME Pulau Pisang tak juga hilang meski kini cengkih mulai jauh dari pulau ini. Pantai yang jernih, debur ombak, dan pasir putih adalah alam yang menebar keeksotisan pulau. Anak-anak kecil berlarian telanjang di pantai, bercengkerama lalu memecah ombak, adalah kehidupan bocah-bocah pantai yang jauh dari sergapan video game dan PlayStation. Mereka berteriak ketika ada "orang asing" mendekat. Tak jarang mereka juga menutup muka lalu membalikkan badan telanjangnya ketika "orang asing" mengangkat kamera: Jpprreeet! Jpprreeet! Jpprreeet!! Tak jauh dari pantai, ibu-ibu Pulau Pisang mengelilingi tumpukan ikan hasil tangkapan bapak-bapak Pulau Pisang, para suami. Tak jauh dari situ, asap mengepul dari bakaran arang. Gesang ikan-ikan segar menebar bau daging segar yang terba...

Rasakan Keaslian Hidup di Pekon Hujung

PEKON Hujung dipenuhi bangunan berciri khas Lampung Barat. Keaslian arsitektur ini bertambah terasa begitu kita bersentuhan dengan alam yang begitu segar dan kaki Pesagi yang indah. Keaslian alam, suku budaya, dan arsitektur Pekon Hujung menjadi daya tarik tersendiri yang bisa menarik pelaku wisata. Faktanya, Lampung Barat memang kaya, bukan hanya Danau Ranau dengan Kampung Lombok atau Pulau Pisang dengan muli-muli perajut tapis. Karena Hujung dinilai memiliki potensi wisata, mulai 2005, desa ini disosialisasikan sebagai desa tujuan wisata. Guna menjadikan desa ini sebagai desa tujuan wisata, Pemerintah Kabupaten Lampung Barat tahun lalu mengakses jalan agar kendaraan roda empat bisa masuk wilayah ini. Untuk menjadikan desa ini sebagai desa wisata, dalam waktu dekat pemerintah daerah juga akan menjadikan sejumlah bangunan rumah masyarakat sebagai home stay atau tempat tinggal sementara bagi pelancong. Kelak home stay ini akan menjadi penginapan bagi mereka yang membutuhkan waktu ...