Skip to main content

Yuk, Berwisata ke Lampung ...

SETELAH kawasan Puncak di perbatasan Kabupaten Bogor dan Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, serta Pantai Anyer di pesisir barat Provinsi Banten, kini Kota Bandar Lampung menjadi obyek wisata pilihan bagi banyak warga Jakarta. Setiap akhir pekan, ratusan mobil bernomor polisi Jakarta menyeberangi Selat Sunda menuju Bandar Lampung. Kamar-kamar hotel di kota itu pun setiap Sabtu-Minggu tidak tersisa lagi, bahkan harus dipesan minimal dua minggu sebelumnya. Bandar Lampung kotanya enak, di atas bukit dengan panorama laut. Kota ini pun tidak terlalu ramai. Dari Jakarta ke Tanjung Karang, banyak hal bisa dinikmati. Salah satunya adalah bersantai di atas kapal feri. Pantainya juga lumayan bagus dan bersih," ungkap Hasan Said (38), salah seorang warga Jatinegara, Jakarta, ketika ditemui Kompas berakhir pekan di Bandar Lampung, belum lama ini.

Kompas/Rakaryan S
Hasan menambahkan, hampir setiap bulan dia datang untuk rekreasi ke Lampung. Bagi dia, kawasan Puncak dan Bandung sudah kurang menarik lagi karena sudah terlalu padat sehingga tidak nyaman untuk dipakai rekreasi. Sedangkan Anyer, dinilai hanya memiliki pantai sehingga kurang variatif.

"Di Lampung ini kalau ingin ke pantai, ya, kita bisa ke sana dengan biaya murah. Pantainya juga bermacam-macam, ada yang bisa untuk berenang, ada yang penuh tebing karang. Kalau mau yang unik dan nuansanya lain, ya, ke Way Kambas sana," ungkap Ny Nurhasanah (40), warga Grogol, Jakarta, yang juga memilih Lampung sebagai tempat berwisata.

Orang-orang yang berpikir seperti Hasan dan Ny Nurhasanah jumlahnya tidak sedikit. Mereka itulah yang setiap akhir pekan memenuhi hotel-hotel di Bandar Lampung, yang menurut Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Lampung, Almatsir Pagaralam, jumlahnya 25 buah, terdiri dari tujuh hotel berbintang dengan total kamar 650 buah, dan 18 hotel melati dengan jumlah kamar 900 buah.

***

BANDAR Lampung memang tidak terlalu jauh dari Jakarta. Jika kita berangkat dari Jakarta pukul 07.00, pukul 14.00 sudah bisa sampai di Bandar Lampung. Bandingkan dengan perjalanan dari Jakarta ke Bandung pada saat akhir pekan, yang bisa menghabiskan waktu yang sama tetapi harus ditempuh dengan penuh perjuangan dan melelahkan karena teramat padatnya arus lalu lintas di beberapa ruas jalan.

Perjalanan ke Lampung tidak terasa melelahkan karena jalan-jalan raya yang harus dilalui tidak macet, dan bisa beristirahat sekitar dua setengah sampai tiga jam saat akan memasuki kapal feri, selama dalam pelayaran, sampai turun dari kapal. Setidaknya bagi mereka yang sudah bosan menikmati pelayaran, selama di kapal feri adalah waktu yang enak untuk dipakai beristirahat. Dengan demikian, Anda bisa langsung melakukan berbagai aktivitas begitu sampai di Bandar Lampung.

Sebagai ibu kota provinsi, Bandar Lampung pun adalah kota yang cukup lengkap. Berbagai jenis makanan tersedia di kota ini, bahkan makan lesehan ala Malioboro di Yogyakarta pun tersedia di sepanjang Jalan Kartini. Menunya, mulai dari ayam bakar, lele goreng sampai berbagai jenis seafood. Kalau Anda tiba-tiba kangen soto kudus, batagor atau mi tek-tek, di Bandar Lampung pun tersedia. Apalagi jenis-jenis makanan siap saji, baik waralaba dari luar negeri ataupun rumah makan Padang.

Hotel-hotel di Lampung pun tersedia mulai dari bintang tiga sampai kelas melati. Tarifnya mulai dari Rp 60.000 sampai satu Rp 1 juta per malam. Bahkan, di beberapa hotel, tersedia pula fasilitas hiburan seperti karaoke, restoran, dan musik hidup, atau meja biliar. Di luar hotel, di sekitar kawasan pantai atau daerah Teluk Betung, tempat hiburan seperti diskotek, restoran di pinggir pantai, juga tersedia. Tinggal pilih mana yang menjadi kesukaan Anda.

Namun, jika ditanyakan kepada para "tamu" dari Jakarta yang datang bersama keluarga ke Lampung, tempat favorit mereka pastilah kawasan Pantai Lampung yang airnya jernih, berpasir putih, namun juga harus lebih hati-hati karena di sana-sini juga terdapat karang. "Dibanding Ancol, pantai di sini jelas lebih bagus. Airnya masih bersih betul, mau mandi pun enak," ungkap Ny Rini, salah seorang pelancong asal Jakarta yang tengah berekreasi di kawasan wisata Pasir Putih, sekitar 16 km dari pusat Kota Bandar Lampung.

Selain pantainya yang bersih, indah, dan murah, Way Kambas adalah tempat pilihan lainnya untuk mereka yang datang ke Lampung bersama keluarga. "Saya sudah lebih dari lima kali ke sini, tapi tidak pernah bosan. Anak-anak juga suka sekali naik gajah...," papar Wahyu (33), wisatawan asal Tangerang.

Meski dibutuhkan waktu tak kurang dari tiga jam untuk sampai Way Kambas, para wisatawan menikmati perjalanan itu karena pemandangan areal persawahan dan kebun sepanjang perjalanan, menyejukkan mata. Di Way Kambas kita bisa menghabiskan waktu sepuas-puasnya. Bahkan, jika Anda
ingin masuk lebih dalam ke kawasan hutan Way Kambas, tur masuk hutan dengan menunggang gajah pun tersedia asalkan ada uang yang cukup untuk membiayainya.

***

SALAH satu daya tarik lain berwisata ke Lampung pastilah oleh-oleh yang bisa kita bawa dari Lampung. Berwisata ke suatu tempat, memang terasa kurang lengkap kalau tidak membawa oleh-oleh untuk dibawa pulang.

Dalam soal ini, Lampung menyediakan berbagai macam oleh-oleh untuk bisa Anda bawa. Jika Anda penggemar hiasan tradisional, atau penggemar kain tradisional, karya-karya hiasan dinding dan kain lengkap tapis sangat patut dijadikan oleh-oleh. Jikalau dana Anda sedang pas-pasan, keripik pisang Lampung atau kerupuk kemplang tentu pantas pula untuk Anda hadiahkan kepada rekan-rekan Anda.

Tidak sedikit juga wisatawan ke Lampung pulang dengan membawa berbagai hiasan dari kulit kerang atau karang laut. Kerajinan kerang dan karang laut itu memang bisa dijumpai dengan mudah di selatan Kota Bandar Lampung, di sepanjang kawasan wisata pantai mulai dari Pelabuhan Panjang sampai kawasan wisata Pasir Putih.

Lebih istimewa lagi bila Anda berwisata pada akhir tahun sampai awal tahun, sekitar awal November sampai Februari. Pada waktu itu, biasanya buah durian bertebaran di sepanjang jalan, dan dijual dengan harga yang terbilang murah karena memang sedang musimnya. Selain durian yang banyak tersedia pada musim-musim tertentu, buah sirsak, nangka, semangka, dan juga pisang biasanya bisa Anda temui hampir di setiap waktu. Oleh karena itu, sediakan tempat yang cukup luas di bagasi jika Anda berwisata ke Lampung.

Satu hal terpenting yang menjadikan iklim wisata ke Lampung sangat kondusif adalah sikap masyarakat Lampung yang sangat terbuka dan bisa menerima para tamu yang hendak berwisata ke daerahnya. Bahkan, warga Lampung pun gemar berwisata, sehingga daerah-daerah wisata juga dipenuhi warga Lampung dari berbagai Kabupaten. Wajarlah bila selain sebagai tempat wisata, Lampung pun banyak dipilih oleh sejumlah instansi sebagai tempat pertemuan, rapat kerja nasional, atau pelatihan outbond.

Meski demikian, berwisata ke Lampung memang harus dibekali kendaraan roda empat sendiri jika Anda ingin bebas ke sana-ke mari. Sebabnya, angkutan umum seringkali tidak tersedia untuk kita pergi ke sejumlah obyek wisata. Kalaupun ada, sangat merepotkan karena harus beberapa kali turun-naik, serta menunggu kendaraan datang. Kekurangan lainnya adalah kondisi infrastruktur jalan ke banyak obyek wisata masih sebatas aspal tipis dan batu-batu. Bahkan, kondisi Jalan Lintas Sumatera antara Bandar Lampung-Bakauheni pun kini di beberapa tempat penuh dengan gelombang dan lubang, sehingga membahayakan jika kita melaju kencang. Begitu juga informasi mengenai tempat-tempat wisata, tidak tersedia di hotel-hotel sehingga semakin lengkaplah ketidaksiapan pemerintah di Lampung untuk menjual daya tarik wisatanya kepada para pendatang.

Meskipun demikian, di Lampung Anda bisa berwisata dengan tenang karena keamanan mobil dan barang-barang bawaan Anda lumayan terjamin. Tidak banyak dilaporkan adanya kejadian pencurian di lokasi-lokasi wisata, meskipun begitu tidak berarti pencurian tidak pernah terjadi. Nah, tunggu apa lagi. Yuk, berwisata ke Lampung.... (CAL/OKI)

sumber : kompas

Comments

Anonymous said…
bisa kasih info
tempat2 penginapan di lampung yang murah dan nyaman nggak...??
skalian tempat2 yang wajib dikunjungi disana, selain pantai way kambas..? hehehehe.. tlg kirim ke novem_18_08@yahoo.com ya...

thanks ya..
Anonymous said…
coba datang saja ke hotel Andalas permai, jl.s. parman no 43. telp (0721)242650
Anonymous said…
bisa ksih info mbak t4 rekreasi di lampung yg wajib dikunjunggi...em aja ke hendraleee50@yahoo.com
Unknown said…
ehmm......
bwt siapapun yng pengen tahu tempat wisata di lampung,
bisa dateng aja ke waykanan, daerah yang kurang di kenal tapi menurut saya daerah yang SO AMAZING, di sana ga panazt, ga banyak debu karena masih alami, DISANA ADA AIR TERJUN PUTRI MALU DAN CURUP GANGSA DANada bukit yang bisa di pake bwt liat sunrise,,,,,

WOW............. muantep ajip....
kamu yang hobi arum jeram juga bisa di sana, aneka buah adaaaaaaa..
hemmmmm.........
yang pengen dateng di kebun karet (hiks hiks hiks hiks)yang asri dan uademmmm kamu bisa pergi ke bahuga dan blambangan umpu.


oya lupa,,,??????
di WAY KANAN juga masih ada ikan purbakala,
aku pernah dateng ke sana dan warga nya baik-baik mua,,,
wow ajiiiiiipppp...
Anonymous said…
mau tanya way kanan ke arah mana ya dari bandar lampung? jadi penasaran nih..
Anonymous said…
hotel andalas berapaan tarifny permalam|???

Popular posts from this blog

Rasakan Keaslian Hidup di Pekon Hujung

PEKON Hujung dipenuhi bangunan berciri khas Lampung Barat. Keaslian arsitektur ini bertambah terasa begitu kita bersentuhan dengan alam yang begitu segar dan kaki Pesagi yang indah. Keaslian alam, suku budaya, dan arsitektur Pekon Hujung menjadi daya tarik tersendiri yang bisa menarik pelaku wisata. Faktanya, Lampung Barat memang kaya, bukan hanya Danau Ranau dengan Kampung Lombok atau Pulau Pisang dengan muli-muli perajut tapis. Karena Hujung dinilai memiliki potensi wisata, mulai 2005, desa ini disosialisasikan sebagai desa tujuan wisata. Guna menjadikan desa ini sebagai desa tujuan wisata, Pemerintah Kabupaten Lampung Barat tahun lalu mengakses jalan agar kendaraan roda empat bisa masuk wilayah ini. Untuk menjadikan desa ini sebagai desa wisata, dalam waktu dekat pemerintah daerah juga akan menjadikan sejumlah bangunan rumah masyarakat sebagai home stay atau tempat tinggal sementara bagi pelancong. Kelak home stay ini akan menjadi penginapan bagi mereka yang membutuhkan waktu ...

Eksotisme Pulau Berlilitkan Adat

Tapis Pulau Pisang salah satu penanda hubungan marga pulau ini dengan marga Way Sindi. Adat, alam, dan kehidupan sehari-hari yang khas mengguratkan eksotisme pada Pulau Pisang. Begitu juga tapis. EKSOTISME Pulau Pisang tak juga hilang meski kini cengkih mulai jauh dari pulau ini. Pantai yang jernih, debur ombak, dan pasir putih adalah alam yang menebar keeksotisan pulau. Anak-anak kecil berlarian telanjang di pantai, bercengkerama lalu memecah ombak, adalah kehidupan bocah-bocah pantai yang jauh dari sergapan video game dan PlayStation. Mereka berteriak ketika ada "orang asing" mendekat. Tak jarang mereka juga menutup muka lalu membalikkan badan telanjangnya ketika "orang asing" mengangkat kamera: Jpprreeet! Jpprreeet! Jpprreeet!! Tak jauh dari pantai, ibu-ibu Pulau Pisang mengelilingi tumpukan ikan hasil tangkapan bapak-bapak Pulau Pisang, para suami. Tak jauh dari situ, asap mengepul dari bakaran arang. Gesang ikan-ikan segar menebar bau daging segar yang terba...

Sabtu Lalu di Puncak Pesagi

DINGIN Pesagi menyebar ke seluruh wilayah Pekon Hujung, pagi itu. Kabut juga tebal menyelimuti desa yang berada di Kecamatan Belalau, Lampung Barat. Sesuai dengan namanya, Pekon Hujung terletak paling ujung, berbatasan langsung dengan hutan kawasan. Bagi petualang yang hendak mendaki, desa yang berada di kaki Gunung Pesagi ini menjadi permukiman terakhir sebelum memasuki track ke gunung itu. Hari itu, Sabtu, 9 September lalu, ada yang lain di Pekon Hujung. Pagi itu, Pekon Hujung penuh oleh puluhan pencinta alam yang akan mengikuti Kibar VI Kebut Gunung Pesagi yang diadakan Gumpalan Fakultas Pertanian Unila bekerja sama dengan Dinas Pariwisata, Kebudayaan Promosi, dan Investasi Lampung Barat. Sabtu pagi itu, mereka yang berasal dari puluhan klub pencinta alam ini tengah bersiap-siap mendaki Pesagi. Sejak Jumat sore, anak-anak pecinta alam ini sudah berkumpul di Pekon Hujung. Selain menempati rumah warga, para peserta banyak yang mendirikan tenda sebagai tempat istirahat. Mereka berm...