Skip to main content

Liwa - Pariwisata:Lambar Kembangkan Wisata Paralayang

LIWA (Lampost): Bupati Lampung Barat (Lambar) Erwin Nizar T. menyambut positif pengembangan wisata paralayang. Sebab, kondisi alam sangat mendukung dengan kontur daerahnya yang perbukitan. Selain itu, paralayang akan menyemarakkan kawasan wisata di Lambar khususnya di Seminung Lumbok Resort, Danau Ranau.

Hal itu disampaikan Erwin Nizar saat menerima Pemimpin Redaksi Surat Kabar Harian Umum (SHU) Lampung Post Ade Alawi dan tim paralayang dari Bandar Lampung di rumah dinasnya, Minggu (4-2) malam.

Saat ini Bupati sedang memikirkan cara untuk meramaikan kawasan wisata terpadu (KWT) di Danau Ranau tersebut. "Kedatangan Lampung Post dan aktivis paralayang bagai pucuk dicinta ulam pun tiba," kata Bupati didampingi Sekretaris Daerah (Sekda) Lambar Hafazo Pian, Kepala Dinas Promosi Investasi Pariwisata dan Kebudayaan (PIPK) Gunawan Rasyid, dan Kepala Bagian Humas dan Protokol Damri Alamsyah.

Sambutan positif tersebut dibuktikan Bupati dengan membuat rencana lokasi take off dan landing di berbagai tempat. Misalnya di sebuah bukit dekat kawasan KWT Lumbok Seminung di Danau Ranau yang menjadi lokasi take off dan landing-nya di halaman Convention Centre KWT. Kemudian juga di Desa Lumbok rencananya dibuat lokasi pendaratan di pinggir pantai danau terbesar di Sumatera bagian selatan itu.

"Ini menjadi kawasan wisata unggulan di Lampung Barat," kata Erwin Nizar.

Ia menambahkan pihaknya segera membeli peralatan paralayang. Rencananya, akhir Maret 2007, Pemkab Lambar menggelar uji coba paralayang.

Sementara itu, Ade Alawi dalam presentasinya yang bertajuk Menggagas Wisata Dirgantara di Lampung Barat mengatakan wisata paralayang akan menjadi keunggulan diferensial bumi Beguai Jejama itu.

"Jarak tidak begitu penting bagi wisatawan. Asalkan bisa menampilkan kekhasan objek dan atraksi wisata," kata Ade Alawi yang malam itu didampingi penggiat paralayang Waras B. Hartawan, Edwin Uzir, Arian Jaya, Budi Martha, dan Asep Gustian.

Ade menguraikan pengembangan kawasan wisata di Lambar amat tepat apabila menggunakan pendekatan total experience (pengalaman penuh) bagi wisatawan, yaitu dengan menggunakan tiga aspek wisata something to see (sesuatu yang dilihat), something to do (sesuatu yang dikerjakan), dan something to buy (sesuatu yang dibeli). Akan tetapi, yang harus diperkuat adalah something to do-nya.

"Dengan begitu wisatawan dapat ikut merasakan bagaimana pengalaman beratraksi di lokasi wisata," katanya.

Sementara itu, Waras menambahkan pihaknya berharap pemda dapat merealisasikan niatnya untuk mendukung pengembangan paralayang, yaitu dengan pengadaan peralatan paralayang dan menyiapkan lokasi yang representatif untuk olahraga itu, terutama di KWT Lumbok Seminung Danau Ranau.


"Melalui alat ini, warga sekitar juga dapat berperan aktif dengan menjadi subjek wisata dirgantara ini," kata dia. n AAN/HEN/D-2

Sumber lampung post

Comments

Unknown said…
sangat seneng banget dengan kota lampung

Popular posts from this blog

Eksotisme Pulau Berlilitkan Adat

Tapis Pulau Pisang salah satu penanda hubungan marga pulau ini dengan marga Way Sindi. Adat, alam, dan kehidupan sehari-hari yang khas mengguratkan eksotisme pada Pulau Pisang. Begitu juga tapis. EKSOTISME Pulau Pisang tak juga hilang meski kini cengkih mulai jauh dari pulau ini. Pantai yang jernih, debur ombak, dan pasir putih adalah alam yang menebar keeksotisan pulau. Anak-anak kecil berlarian telanjang di pantai, bercengkerama lalu memecah ombak, adalah kehidupan bocah-bocah pantai yang jauh dari sergapan video game dan PlayStation. Mereka berteriak ketika ada "orang asing" mendekat. Tak jarang mereka juga menutup muka lalu membalikkan badan telanjangnya ketika "orang asing" mengangkat kamera: Jpprreeet! Jpprreeet! Jpprreeet!! Tak jauh dari pantai, ibu-ibu Pulau Pisang mengelilingi tumpukan ikan hasil tangkapan bapak-bapak Pulau Pisang, para suami. Tak jauh dari situ, asap mengepul dari bakaran arang. Gesang ikan-ikan segar menebar bau daging segar yang terba...

Rasakan Keaslian Hidup di Pekon Hujung

PEKON Hujung dipenuhi bangunan berciri khas Lampung Barat. Keaslian arsitektur ini bertambah terasa begitu kita bersentuhan dengan alam yang begitu segar dan kaki Pesagi yang indah. Keaslian alam, suku budaya, dan arsitektur Pekon Hujung menjadi daya tarik tersendiri yang bisa menarik pelaku wisata. Faktanya, Lampung Barat memang kaya, bukan hanya Danau Ranau dengan Kampung Lombok atau Pulau Pisang dengan muli-muli perajut tapis. Karena Hujung dinilai memiliki potensi wisata, mulai 2005, desa ini disosialisasikan sebagai desa tujuan wisata. Guna menjadikan desa ini sebagai desa tujuan wisata, Pemerintah Kabupaten Lampung Barat tahun lalu mengakses jalan agar kendaraan roda empat bisa masuk wilayah ini. Untuk menjadikan desa ini sebagai desa wisata, dalam waktu dekat pemerintah daerah juga akan menjadikan sejumlah bangunan rumah masyarakat sebagai home stay atau tempat tinggal sementara bagi pelancong. Kelak home stay ini akan menjadi penginapan bagi mereka yang membutuhkan waktu ...

Sabtu Lalu di Puncak Pesagi

DINGIN Pesagi menyebar ke seluruh wilayah Pekon Hujung, pagi itu. Kabut juga tebal menyelimuti desa yang berada di Kecamatan Belalau, Lampung Barat. Sesuai dengan namanya, Pekon Hujung terletak paling ujung, berbatasan langsung dengan hutan kawasan. Bagi petualang yang hendak mendaki, desa yang berada di kaki Gunung Pesagi ini menjadi permukiman terakhir sebelum memasuki track ke gunung itu. Hari itu, Sabtu, 9 September lalu, ada yang lain di Pekon Hujung. Pagi itu, Pekon Hujung penuh oleh puluhan pencinta alam yang akan mengikuti Kibar VI Kebut Gunung Pesagi yang diadakan Gumpalan Fakultas Pertanian Unila bekerja sama dengan Dinas Pariwisata, Kebudayaan Promosi, dan Investasi Lampung Barat. Sabtu pagi itu, mereka yang berasal dari puluhan klub pencinta alam ini tengah bersiap-siap mendaki Pesagi. Sejak Jumat sore, anak-anak pecinta alam ini sudah berkumpul di Pekon Hujung. Selain menempati rumah warga, para peserta banyak yang mendirikan tenda sebagai tempat istirahat. Mereka berm...