Skip to main content

Restoran:Pondok Santan Ny. Tan Andalkan Lemon Ke


BANDAR LAMPUNG (Lampost): Untuk menyemarakkan dunia kuliner di Bandar Lampung, Pondok Santap Ny. Tan hadir di Jalan Jenderal Sudirman, Pahoman, sejak Sabtu (7-4). Pondok santap ini menghadirkan menu andalan lemon ke Ny. Tan.

Pemilik Pondok Santap Ny. Tan mengatakan lemon ke ini merupakan menu spesial yang diracik sendiri berupa ayam goreng dengan saus lemon. Sedangkan menu yang tersedia lain mulai makanan ala Palembang, chinese food, dan masakan kuring. "Seluruhnya kami sediakan dengan harga terjangkau dengan target kalangan keluarga. Dengan lokasi yang mudah dicapai ini, Pondok Santap Ny. Tan memberikan suasana berbeda," ujarnya.

Pondok Santap Ny. Tan memberikan dua alternatif pilihan suasana bagi pengunjung, yaitu makan ala restoran dengan gaya formal atau santai di pondokan dengan lesehan. Sedangkan untuk menu yang disediakan antara lain aneka jenis ikan seperti gurami, bawal, dan kerapu.

Ikan-ikan ini dioleh dengan dibakar dan digoreng. Harga yang ditawarkan cukup ringan, yaitu Rp5.000/ons. Khusus masakan Palembang tersedia aneka pindang dan pepes ikan. Menu lain berupa masakan laut seperti cumi-cumi, kepiting atau udang. Menu masakan Cina tersedia aneka mi, capcay, dan lainnya. Pondok Santap Ny. Tan juga menyediakan masakan kuring dengan aneka jenis sayuran seperti cah kangkung. Semua menu ini disajikan dengan harga mulai Rp5.000-an.

Begitu juga dengan jenis minuman jus buahnya yang dihargai Rp5.000. Sedangkan untuk menu minuman andalan di rumah makan ini es jeruk kelapa muda dan es putri kayangan. Pondok Santap Ny. Tan memberikan harga mulai Rp7.500 untuk jenis minuman ini.

Pembukaan Pondok Santap Ny. Tan ini berjalan sederhana. Tidak banyak tamu yang diundang. Dia berharap pondok santap ini bisa memberikan alternatif pilihan tempat makan dengan tiga jenis menu tersebut.n NOV/E-1

sumber : lampost

Comments

Popular posts from this blog

Rasakan Keaslian Hidup di Pekon Hujung

PEKON Hujung dipenuhi bangunan berciri khas Lampung Barat. Keaslian arsitektur ini bertambah terasa begitu kita bersentuhan dengan alam yang begitu segar dan kaki Pesagi yang indah. Keaslian alam, suku budaya, dan arsitektur Pekon Hujung menjadi daya tarik tersendiri yang bisa menarik pelaku wisata. Faktanya, Lampung Barat memang kaya, bukan hanya Danau Ranau dengan Kampung Lombok atau Pulau Pisang dengan muli-muli perajut tapis. Karena Hujung dinilai memiliki potensi wisata, mulai 2005, desa ini disosialisasikan sebagai desa tujuan wisata. Guna menjadikan desa ini sebagai desa tujuan wisata, Pemerintah Kabupaten Lampung Barat tahun lalu mengakses jalan agar kendaraan roda empat bisa masuk wilayah ini. Untuk menjadikan desa ini sebagai desa wisata, dalam waktu dekat pemerintah daerah juga akan menjadikan sejumlah bangunan rumah masyarakat sebagai home stay atau tempat tinggal sementara bagi pelancong. Kelak home stay ini akan menjadi penginapan bagi mereka yang membutuhkan waktu ...

Eksotisme Pulau Berlilitkan Adat

Tapis Pulau Pisang salah satu penanda hubungan marga pulau ini dengan marga Way Sindi. Adat, alam, dan kehidupan sehari-hari yang khas mengguratkan eksotisme pada Pulau Pisang. Begitu juga tapis. EKSOTISME Pulau Pisang tak juga hilang meski kini cengkih mulai jauh dari pulau ini. Pantai yang jernih, debur ombak, dan pasir putih adalah alam yang menebar keeksotisan pulau. Anak-anak kecil berlarian telanjang di pantai, bercengkerama lalu memecah ombak, adalah kehidupan bocah-bocah pantai yang jauh dari sergapan video game dan PlayStation. Mereka berteriak ketika ada "orang asing" mendekat. Tak jarang mereka juga menutup muka lalu membalikkan badan telanjangnya ketika "orang asing" mengangkat kamera: Jpprreeet! Jpprreeet! Jpprreeet!! Tak jauh dari pantai, ibu-ibu Pulau Pisang mengelilingi tumpukan ikan hasil tangkapan bapak-bapak Pulau Pisang, para suami. Tak jauh dari situ, asap mengepul dari bakaran arang. Gesang ikan-ikan segar menebar bau daging segar yang terba...

Sabtu Lalu di Puncak Pesagi

DINGIN Pesagi menyebar ke seluruh wilayah Pekon Hujung, pagi itu. Kabut juga tebal menyelimuti desa yang berada di Kecamatan Belalau, Lampung Barat. Sesuai dengan namanya, Pekon Hujung terletak paling ujung, berbatasan langsung dengan hutan kawasan. Bagi petualang yang hendak mendaki, desa yang berada di kaki Gunung Pesagi ini menjadi permukiman terakhir sebelum memasuki track ke gunung itu. Hari itu, Sabtu, 9 September lalu, ada yang lain di Pekon Hujung. Pagi itu, Pekon Hujung penuh oleh puluhan pencinta alam yang akan mengikuti Kibar VI Kebut Gunung Pesagi yang diadakan Gumpalan Fakultas Pertanian Unila bekerja sama dengan Dinas Pariwisata, Kebudayaan Promosi, dan Investasi Lampung Barat. Sabtu pagi itu, mereka yang berasal dari puluhan klub pencinta alam ini tengah bersiap-siap mendaki Pesagi. Sejak Jumat sore, anak-anak pecinta alam ini sudah berkumpul di Pekon Hujung. Selain menempati rumah warga, para peserta banyak yang mendirikan tenda sebagai tempat istirahat. Mereka berm...