Skip to main content

Way Kambas National Park

Way Kambas National Park is a large national park covering 1,300 square kilometres in Lampung province, southern Sumatra, Indonesia.

Way Kambas consists of swamp forest and lowland rain forest, but was extensively logged before becoming a reserve in 1972 so there is little primary forest. The reserve still has a few Sumatran Tigers and reasonable numbers of elephants. It is also provides excellent birdwatching, with the rare White-winged Duck among the species present. Accommodation is available at the village of Way Kanan, where there is a small guest house.

Taman Nasional Way Kambas , terletak di timur Propinsi Lampung dan berjarak sekitar 112 km dari Kota Bandarlampung. Taman nasional way (sungai) kambas ini pertama kali diresmikan oleh Menteri Pertanian tahun 1982. Dengan luas sekitar 130 ribu ha, tempat ini tidak hanya dihuni gajah2 sumatera (Elephas maximus), tp juga merupakan habitat bagi badak sumatera (Dicerorhinus sumatrensis) dan beberapa hewan dilindungi lainnya. Menurut sebuah sumber, objek wisata ini paling baik dikunjungi pada bulan Juli s.d. September.

Ide awal gw bisa sampe sini, sebetulnya ga terlalu disengaja. setelah jenuh liburan di sekitar jakarta, keluarga gw akhirnya memutuskan tuk jalan2 ke lampung. cukup dengan berkendaraan sampai merak, dan menyebrang dari pelabuhan merak ke bakauheni, kami pun tiba di pulau sumatera. perjalanan ke kota bandar lampung dari tempat pendaratan ternyata cukup memakan waktu (sekitar 2 jam). disarankan kamu mengatur waktu jangan sampai melakukan perjalanan di tempat ini saat hari sudah gelap, kecuali berombongan dengan kendaraan2 lain yang turun dari kapal. konon kabar kalau sudah malam memudahkan penjahat menjadikan kamu sebagai korban di jalan yang relatif sepi ini.







Peta: Dep. Kehutanan RI

Nah, untuk sampai way kambas sendiri tnyata tidak sedekat yang gw kira. membutuhkan waktu sekitar 3 jam untuk sampai disana. itu juga plus tanya2, karena rambu/panduan menuju kesana ga gitu jelas. setibanya di way kambas, ternyata sudah padat didatangi orang.
mereka rata2 memang orang lampung yang tengah berlibur. yg datang ga cuma pakai mobil atau motor, beberapa bahkan berombong2 datang pake truk. sekilas kl dilihat tempat ini seperti lapangan rumput yang luas banget. dibeberapa tempat kadang kita nemuin sekawanan gajah yang kakinya dirantai. katanya mereka adalah gajah2 liar yang tengah dididik supaya terlatih. memang sih, kl sudah pernah ke kebun binatang lain mungkin lebih seru kl kt liat gajah di taman safari. tp setidaknya keberadaan taman nasional di sumatera ini telah menjadi tempat tumbuh berkembangnya banyak satwa dan tanaman2 hutan yang kian jarang kita temui di pulau jawa.

tulisan ini dari wikipedia dan dari artikel lain yang di ambil atas seizin penulis : sieztha

Comments

Popular posts from this blog

Eksotisme Pulau Berlilitkan Adat

Tapis Pulau Pisang salah satu penanda hubungan marga pulau ini dengan marga Way Sindi. Adat, alam, dan kehidupan sehari-hari yang khas mengguratkan eksotisme pada Pulau Pisang. Begitu juga tapis. EKSOTISME Pulau Pisang tak juga hilang meski kini cengkih mulai jauh dari pulau ini. Pantai yang jernih, debur ombak, dan pasir putih adalah alam yang menebar keeksotisan pulau. Anak-anak kecil berlarian telanjang di pantai, bercengkerama lalu memecah ombak, adalah kehidupan bocah-bocah pantai yang jauh dari sergapan video game dan PlayStation. Mereka berteriak ketika ada "orang asing" mendekat. Tak jarang mereka juga menutup muka lalu membalikkan badan telanjangnya ketika "orang asing" mengangkat kamera: Jpprreeet! Jpprreeet! Jpprreeet!! Tak jauh dari pantai, ibu-ibu Pulau Pisang mengelilingi tumpukan ikan hasil tangkapan bapak-bapak Pulau Pisang, para suami. Tak jauh dari situ, asap mengepul dari bakaran arang. Gesang ikan-ikan segar menebar bau daging segar yang terba...

Rasakan Keaslian Hidup di Pekon Hujung

PEKON Hujung dipenuhi bangunan berciri khas Lampung Barat. Keaslian arsitektur ini bertambah terasa begitu kita bersentuhan dengan alam yang begitu segar dan kaki Pesagi yang indah. Keaslian alam, suku budaya, dan arsitektur Pekon Hujung menjadi daya tarik tersendiri yang bisa menarik pelaku wisata. Faktanya, Lampung Barat memang kaya, bukan hanya Danau Ranau dengan Kampung Lombok atau Pulau Pisang dengan muli-muli perajut tapis. Karena Hujung dinilai memiliki potensi wisata, mulai 2005, desa ini disosialisasikan sebagai desa tujuan wisata. Guna menjadikan desa ini sebagai desa tujuan wisata, Pemerintah Kabupaten Lampung Barat tahun lalu mengakses jalan agar kendaraan roda empat bisa masuk wilayah ini. Untuk menjadikan desa ini sebagai desa wisata, dalam waktu dekat pemerintah daerah juga akan menjadikan sejumlah bangunan rumah masyarakat sebagai home stay atau tempat tinggal sementara bagi pelancong. Kelak home stay ini akan menjadi penginapan bagi mereka yang membutuhkan waktu ...

Seruit, Makanan Tradisional yang Eksklusif

Mendengar judul di atas, mungkin membuat pembaca agak heran. Jangankan pernah mencicipi, pernah dengar tentang makanan inipun tidak pernah. Ya, oleh karena itu saya katakan “eksklusif” karena hanya orang Lampung saja yang tau makanan ini. Sangat jarang orang yang bukan suku Lampung mengenalnya. Sebenarnya Seruit atau Kalau lidah orang lampung sering menyebutnya “seruwit”, adalah makanan khas orang Lampung. Yang uniknya dari makanan ini adalah, diracik ketika akan di makan dan harus habis saat itu juga. Dan tentu saja, makannya harus pakai nasi. Cara makannya pun unik, Seruwit yang sudah jadi (dalam satu wadah) di makan bersama-sama. Caranya, kucuk kikim (daun singkong rebus) diambil secukupnya, lalu dicocol kedalam seruwit. Setelah itu, ditaruh pada sesuap nasi, dan Hap,, langsung dimakan. Biasanya, sambil mengunyah didalam mulut, lalapan mentah juga ikut dimakan berbarengan. Dan Rasanya, benar2 luar biasa sensasinya. Saya sebagai orang Lampung terkadang sangat merinduka...