Bye :
ELLY SUSANTI
Pesagi-Liwa 2260 MDPL
Rencana pendakian yang kami rencanakan sejak ahir januari ahirnya terwujud juga… meski dari awal selalu ada rintangan yang sempat mengendorkan semangat , namun dengan sisa tekad.ahirnya tetap berjalan sesuai rencana, menyambangi puncak tertinggi lampung, Pesagi 2260 MDPL.
Arimbi, 20 march 08
Pukul 20.05 aku dan Alam menyusuri kesunyian jalanan Jakarta –pelabuhan Merak, bertolak dari terminal Tanjung priok dengan Arimbi yang anggun namun penuh sesak penumpang,hingga harus “Standing stile sampai cilegon area..”
Sepanjang perjalanan menggantung seperti kalong, masih juga diselingi lelucon basiku dan celoteh alam yang bercerita apa saja sekenanya ,setidaknya demi mengusir rasa Bete dan lelah bin pegel dengan gaya batman.. .fyuh benar benar penuh,dan kelelahan mulai nampak di wajah satu persatu para batmaners bus malam ini.. Arimbi tetap berjalan anggun membelah malam dan jalanan, Jakarta, Bitung, cilegon, merak.. sampai juga..
Pukul 11 Malam, Pelabuhan merak sudah menyambut kami, pelabuhan yang tak pernah tidur, Malam sudah beranjak pagi dan orang2 sudah mulai menarik selimut tidurnya tuk menjemput impian .sedang kami harus terus meneruskan perjalanan yang masih sangat jauh menuju kota liwa dilampung barat.
21 march 01.20(on the selat sunda )
Koridor yang kami susuri masih penuh sesak dengan calon penumpang kapal tujuan Merak-bakauheni sembari diselingi teriakan pencari nafkah penjual jajanan dan tetek bengeknya,terasa suasana begitu akrab dimataku. seperti setiap kali aku lalui koridor ini sebelum sebelumnya.masih tak berubah.kami membeli karcis dengan kelas ekonomi seharga 10 ribu rupiah, sengaja, agar kami bisa menikmati suasana laut malam di luar badan kapal.sejenak setelah kaki kami mneginjak kapal roro yang tidak cukup besar ini, dipilihlah muka kapal untuk istirahat,dengan pertimbangan bisa melihat pemandangan lebih leluasa tanpa penghalang, kami mulai membuat video laporan perjalanan, dan action.ombak lautan tak seganas seperti issue-issue yang sedang hot sekarang, bahwa ombak laut kadang2 tinggi dan membahayakan,,. Syukurlah.kami bisa mengexplore suasana laut malam dengan kelap kelip lampu dipelabuhan dengan lancar..
Perjalanan terasa agak membosankan dan lebih lama dari biasanya, factor keselamatan lebih penting, dengan kondisi ombak yang lebih kencang dari biasanya setelah 2.5 jam perjalanan,+/- pukul 5 pagi tibalah aku dan alam di pelabuhan bakauheni propinsi lampung, pintu gerbang pulau sumatera,Monumen SIGER khas lampung menayambut kedatangan kami juga disambut oleh pedagang yang setia menanti disepanjang koridor dengan muka tanpa lelah dan pantang menyerah, aku sempat berfikir, dan kembali pertanyaan yang sama tuk kesekian kalinya muncul ,lelahkah mereka?,mengapa mereka begitu bersemangat?disaat oranglain mungkin bisa menikmati hasil yang lebih baik dan hidup teratur,dengan kerja yang tidak lebih sulit dari mereka.this is the world girl, itu lah jawaban yang sebetulnya sih bukan jawaban ya.. ,aku tersenyum sekaligus tersedak.. hughhhhh….mungkin pembaca lebih punya penjabaran yang masuk akal??.
Tak dinyana,penumpang menumpuk di Terminal Bakauheni, dan tak ada seekor bus pun disana, ada apa gerangan??
Oh iya,long wikend begini,pasti para perantau mudik juga,pantas suasana tidak jauh beda seperti Hari raya.
Setelah menunggu selama 2 jam,ahirnya kami mendapatkan bus juga, tidak terbayangkan olehku harus berebut berjejal dan dadaku hampir pecah terhimpit penumpang lainnya.. pagi pagi,belum sarapan sudah harus mengeluarakan energi extra berebut bus.. fyuhhhhh..,sukurnya kami mendapat duduk meski hanya secuil saja…
Diperjalanan Alam sempat meng-syut beberapa pemandangan.Tampak gunung rajabasa dikalianda berdiri dengan gagah, kabut tebal masih menyelimuti puncaknya..,pasti dingin sekali diatas sana.Susana pagi ini terasa smakin sejuk saja dengan banyolan2 dan celetuk penumpang penumpang lain…suasana begitu akrab dan riang, Perjalanan terasa tak membosanakan,kulirik rekanku,dia sudah terkantuk kantuk menahan lelah,, yah maklum semalaman kami diperjalanan .
Pukul 9.30 AM, kami tiba dibandar lampung, dan langsung menuju rumah putri –Artepak., disambut oleh temen2 dari PA ARTEPAK dan Budi. Serasa terbang penat dan rasa kantuk ketika melihat mereka . Tehnikal meeting sebentar, dan ada yang belum datang, david..,ya ampun, telat nih anak.hingga kami musti menunggu jam 13 siang..
Setelah semua sudah siap,kami segera bergerak ke jalan mencari bus jurusan Rajabasa-Liwa.1 jam berlalu ahirnya bus dengan inisial”skala Brak” berhasil juga membawa kami kami keliwa.Tujuan kami ke pasar liwa, namun karna sudah terlalu sore, dengan pertimbangan tidak ada angkutan lagi dari liwa ke pekon bahway, maka kami putuskan tuk menginap semalam di Desa way mengaku-kebetulan aku punya kakak alumni yang bertugas di sana..,dialah kak Herman,seorang abdi negara.
Jadilah kami bermalam disana,dengan disambut Mbak Ully si calon nyonya,karna sang tuan rumah yang berperawakan tinggi besar tapi tidak menyeramkan ,sedang bertugas jadi tidak bisa pulang.
Rasa penat dan lelah semakin menggelayut manja, saat sang malam merayap menuju pagi dan menyembunyikan rembulan ,dedaunan mulai bersenyawa dengan embun, kesunyian smakin merebak,mengantarkan kami untuk sama menuju satu impian, zzzzzzzzz…
Udara di way mengaku lebih dingin, namun tak sedingin waktu tahun 2003 lalu saat aku pernah mengunjungi daerah ini.rupanya efek global warming sudah meraja kemana mana, hingga daerah yang kukenal teramat dinginpun, seudah jauh berubah suhunya.kujenguk teman teman cowok yang sudah terkapar dengan mimpi mereka masing masing,”selamat tidur kawan kawan, smoga kalian mimpi indah”
Dan ahirnya aku juga masuk kamar dan menelungkupkan diri dibalik selimut tebal kak maman”si tuan rumah”, lumayan bobo dikasur empuk…. Dibawahku ada arie yang sedang berusaha memejamkan mata-nya..
Sejenak aku menerawang…mencoba meraih semua ingatan tentang dinginnya liwa, tentang kegagalanku mendaki pesagi tahun 2003 yang hanya cukup puas di shelter 5 dan disana aku berucap dalam hati”insya allah suatu saat aku akan kembali, menuju puncakmu pesagi”menyelesaikan perjalananku yang tertunda kali ini. Ahhh itu 4 tahun tahun yang lalu. Syukurlah Tuhan mendengar doaku sekarang ini. Esok aku akan kesana, memenuhi janjiku yang tertunda..
“woi bangun bangun,,teriakan sumbang mell membangunkan kami yang masih lelap tertidur, rupanya dia yang paling awal terbangun ,satu persatu dari mereka menggeliat.. dan setelah semuanya MCK, jam 8 pagi kami berpamitan dengan si calon nyonya rumah..
“trimakasih atas kebaikan hati K maman dan calon nyonya “ sudah menampung kami ini”…
lambaian tangan tanda perpisahan, sebelumnya kami rencanakan tidak akan kembali ke rumah K maman lagi mengingat terbatasnya waktu.
Dari way mengaku meneruskan perjalanan dengan angkot menuju ke liwa dengan ongkos 2 ribu rupiah, dalam 10 menit sudah sampai di liwa, tepat dibawah Monumen berbentuk bunga mekar(pic).sempat ambil beberapa gambar dan langsung mendapat angkot yang akan mengantarkan kami ke desa terakhir, desa yang berada di kaki gunung pesagi, pekon bahway.
Perjalanan sekitar 1 jam, kami terlonjak lonjak karna jalanan penuh lubang , sambil diiring alunan music rakyat khas Indonesia “lagu dangdut-nya sahara” yang diputar oleh bapak supir, dengan cepat menyemprot telinga kami hingga arie dan david tak tahan bergoyang jempol tangan… hehe,lucunya mereka.kami nikmati perjalanan, ini.
Sesampai di pekon bahway, kami menuju ke rumah “peratin” bapak Indra makmur.seorang yang bersahaja dan tegap, wow…(tring)
Dari beliau kami mendapat banyak informasi yang berharga, dan segera kami berpamitan karna mengingat hari sudah mulai siang,
Setelah berdoa ,sekaranglah kami start mendaki, pukul 10.lewat sekian, jalanan didesa ini sudah cukup bagus,meski hanya batu batu yang dicecerkan dijalanan,dikiri kanan rumah panggung khas penduduk lampung, menatap kami dan seolah berbisik”hati hati” terimaksih semuanya.
Sekilas tentang Desa di Kaki gunung pesagi-Pekon bahway
Jalur resmi mendaki gunung pesagi adalah via pekon bahway dan pekon hujung.
2 desa ini juga yang biasanya dipakai start dan finish tuk tiap even tahunan”KIBAR PESAGI” yang di panitiai oleh, GUMPALAN-universitas lampung.nampak petunjuk petunjuk jalan”KIBAR VII: masih sering kami temui di sepanjang perjalanan ini.
Pekon bahway ternyata sudah ada energi listrik sejak tahun 2004 lalu, begitu penuturan dari ibu istri kepala pekon yang sempat aku ajak berbincang selepas kami turun dari puncak pesagi.kalau dulu sewaktu aku kepesagi September 2003, desa ini masih sangat gelap gulita,hanya lampu lampu minyak berkelip kelip di kala malam. sarana transportasi sangat minim , akses transportasi dari luar ke desa ini pun masih seadanya,jalanan masih penuh lubang dan berbatu.
Rupanya even tahunan Kibar Pesagi ini turut memberikan sumbangsih pembangunan dan infrastruktur yang pesat pagi kemajuan ke dua desa ini,dan juga pastinya semakin menggalakkan wisata lampung agar lebih menarik animo masyarakat lokal dan turis tuk menjajal keperawanan “jungle”pesagi dan tempat-tempat wisata lainnya disekitar lampung.Ada danau ranau, air terjun dan juga jejeran pantai pantai yang indah, disepanjang liwa, krui dan sekitarnya….kapan ya bisa kesana.Berakarab akrab dengan alam dan keramahan penduduk –nya ,berpetualang menemukan jati diri, dan membentuk pribadi ,belajar dari alam, angin,pohon, tumbuhan dan binatang binatang kecil,itu adalah kenikmatan dan anugrah yang sangat berharga
Pendakian dimulai guys…
Pekon bahway-desa pematuà shelter 1 dan 2
Setelah berpamitan dengan Peratin bahway kami mulai menyusuri jalanan desa,dari desa way pematu Awal mendaki,kami sudah disuguhkan tanjakan yang mulus, berupa tanah merah dan dikitari perkebunan kopi penduduk.. masih nampak 1 ,2 rumah penduduk desa..30 menit kemudian, itu dia pos 1,ditandai dengan bangunan permanen, seperti pendopo kecil,apik dan masih baru.
Teman -teman seperjalanan entah mengapa kali ini mereka terus menggenjot semangat dengan memakan gula merah,sugesti, atau memang gula merah adalah sumber kalori terbaik setelah coklat, yang jelas karna kami tidak mau kehabisan energi sebelum menggapai puncak, menurut informasi, waktu pendakian sampai puncak bisa 8 atau 9 jam… wah lumayan melelahkan pastinya..
Setelah 10 menit berjalan dari shelter 1, eh ini dia shelter 2, bangunan yang sama persis dengan pos 1.. wah lucu,pos-nya deket banget.semuanya masih berada di perkebunan kopi.perjalanan dari shelter 1 ke 2 memakan waktu 1 jam.
Matahari sudah hampir mencapai 90 derajat diatas permukaan tanah.. ,kami terus berjalan, dan dikiri kanan masih ladang kopi, rumah “umbulan”penduduk kampung…
Jam 11.30 kami putuskan beristirahat dan melepas lelah, juga shalat jum’at ,kebetulan ada musholla disebelah kiri jalan dan 1 rumah penduduk(pic).lumayan lama kami disana,hingga pukul 13.30 kami baru meneruskan perjalanan, wah alamat kemalaman banget di jalan ini, itu fikirku.. nyaliku sempat ciut,mengingat kami ber enam, tak ada teman seperjalanan dari bahway ke puncak, sebagian besar pendaki lebih suka memulai pendakian dari pekon hujung .
“teman teman yuk berangkat lagi,, ini sudah jam setengah 2”
pekikku tak kalah lirih,meski sudah beberapa mie instan masuk ke kerongkongan.kami bergegas melanjutkan perjalanan yang tertunda, sebelumnya berpamitan dan berterimakasih kepada para jamaah desa itu….
Kami berpapasan dengan 2 pendaki cowok cewek, hanya 2 manusia itu yang kami temui.Sepanjang 2 jam perjalanan kami masih harus melalui perkebunan kopi , satu dua rumah panggung dari papan ,berhalaman luas, dan diatasnya biji biji kopi hasil petikan petani dijemur, sampai kering… setelahnya ditumbuk dengan “lumpang dan alu” agar terkelupas kulitnya, tapi jaman sudah canggih, petani kebanyakan swadaya mesin pengelupas kopi agar hasil yang didapat lebih maksimal dan menghemat waktu pastinya,setelah itu biji kopi yang sudah terkelupas di jemur kembali hingga kering, dimasukkan ke karung , ditimbang lalu dijual kepasar terdekat.hmmm lumayan kuat juga ingatanku… karna sewaktu aku kecil, aku adalah anak petani kopi-didareah sekincau.. .( :
Shelter 3(pintu Rimba)
berjalan, masih saja kebun dan kebun kopi, dominan dengan jalan yang lebar, dan konstan menanjak terus2an, sudah cukup membuat nafas kami ngos ngosan, “busyeeeeet disini panas banget,woi arie mana payung gue…:”
Teriakanku membuat arie berhenti , teman yang lain menatapku dengan muka iri mereka
“hahaha sukurin kalian makanya bawa payung, kayak gue ni”
mell, arie nyengir kuda, alam dan david nyengir kelinci.Wawan, tauk dah nyengir gaya apa… gak kedetect nih.Dijalan kami sempat menyapa bapak petani kopi yang menyemprot rumput.sabar mendengar pertanyaan goblokku “
'nyemprot apa pak"?dengan muka oon aku bertanya
"rumputlah" sosor mell yang tak sabar mendengar pertanyaan goblokku
“kenapa kog disemprot pak” tanyaku tak kalah goblok dengan pertanyaan sebelumnya
sambil tersenyum pak tani itu menjawab
“biar mati “teman2 masih memasang muka tidak sabarannya melihat celotehku yang enggak penting itu.
“wah bapak jahat banget ya, bapak pembunuh ya”….balasku dengan gaya memelas Wahahahahaha, spontan mereka termasuk petani itu tertawa…
“Ely.. ely ada ada saja kamu ini”.
Lumayan suasana jadi agak seger lagi khan>>>kataku lantang seolah pulang dari perang dengan kemenangan.
+/-pukul 2, kami tiba di shelter 3, ini dia yang disebut pintu rimba, dahulu ditandai dengan 2 batang pohon , namun kemana perginya 2 batang pohon itu ya…hayo cari.. halah halah…
shelter yang hot, bagaimana tidak..??? hanya ada satu pohon kering yang memayungi kami, pemandangan begitu indah dari sini,nampak jelas dari samping kiri nampak gunung tanggamus, dan deratan pegunungan bukit barisan yang panjaaaaaaaaaaaaang,,,hijau,,, dan…wow.. dibawahnya hamparan hutan dan beberapa petak kampung penduduk…setelahnya dari samping kiri nampak gunung seminung yang menyembunyikan liukan danau ranau dan pulau marissa dibalik punggungannya.., yah belum kelihatan danaunya .
jungle-nya liwa jadi perbincangan sejenak, sebagai pengganti camilan diperjalanan ini.
“ disumatera ini masih banyak sekali hutan hutan ya, coba lihat dibawah itu… kampungnya sedikit banget… dan 80% masih hutan kayu..dan perkebunan” celoteh mereka.
Emang iya..ntah kapan sumatera ini akan menjadi makmur…,kalau tersesat dibelantara hutan itu,apa jadinya kita
Selepas rasa lelah kami menguap beberapa menit kami melanjutkan lagi perjalanan memasuki pintu rimba, sedikit senang karna panas matahari tidak bisa lagi menjamah kulit.didepan tampak hutan dengan vegetasi alam khas tropis-pesagi, basah ,lembab,jalur cukup jelas dengan dipenuhi sampah- sampah dedaunan .sukurlah semalam tidak hujan.. ,biasanya hujan kalau ada yang naek, begitu tutur salah satu penduduk bahway..”smoga tidak hujan deh ntar,amin
Vegetasi smakin rapat, satu dua rotan berduri menyiagakan kami agar berhati hati”don’t touch” atau tangan akan terbeset ,aku lirik tanganku, sudah dua kenang2 an sayatan dari pohon-pohon rotan itu. Pakis.tumbuhan khas gunung, juga masih tetap menyalami kami dan mengucapkan selamat jalan.
Disini juga kita bisa menemukan tumbuhan khas pesagi”tas” yang katanya hanya dipesagilah adanya.
Lembabnya gunung..batu ,tanah basah dan dedaunan,,, aku semakin cinta…ditingkahi canda tawa wawan, david, alam, mell dan ucapan polos arie…selalu membuat perjalanan ini berharga.
Nyonya dan tuan pacet said welcome to us
Episode pacet mabok
“aaaaaaaa…. Ini apa ini apa” haha arie menjerit, sejenak aku perhatikan mimik mukanya,hihi lucu sekali, heran dia menangis atau tertawa ya, kedengaraanya sama saja, kucoba lirik wajahnya,tapi sayang, dia sembunyikan wajahnya dengan satu tangan… tidak berani melirik kebawah dimana kakinya sudah dihinggapi pacet yang tersenyum manis di kaus kaki hitamnya..
hehe. Dia lagi..dasar pacet,kenapa selalu lebih demen dengan cewek…
histeris yang tiada henti masih mencuat dan berhamburan dari bibir arie, gan nyangka segitu seru-nya reaksi cewek berbadan tinggi besar ini, hihi kalah sama aku yang mungil.. tapi gak takut pacet ini dong(narsis)
“udah udah,tenang pacetnya dah hilang, wawan coba menenangkan dia setelah si nyonya pacet dipisahkan dari sasaran empuknya”(dari mana gue tahu dia nyonya atau tuan pacet”haha)
“rie.lo nangis apa ketawa sih tadi” itu pertanyaan aku dan david yang pertama keluar, setelah dia sedikit tenang sambil mengusap ngusap matanya yang enggak basah(mang nangis ya?? yang ini disensor dah)
nyengir kuda….
Gak takut si, Cuma geli aja “… hehe,ada ada saja, dasar perempuan.
Aku hitung , 4 x aku ditempeli pacet, namun tidak ada yang berhasil menikmati manisnya darahku… baru nemplok, sudah aku cubit… kitik kitik sampai dia sendiri guling guling kegelian… haha gak mungkin ya??
Beda dengan alam, dia biarkan pacet dengan khusyuk menyelesaikan makan sore-nya, setelah badannya menggembung penuh darah, dia oleskan autan ketubuh tuan/nyonya pacet… hihi,kasihan.. sipacet guling gulingan, sambil minta tolong(mang tau bahasa pacet apa ell??)darah yang sudah ditubuhnya di muntahkan lagi.. hueeeekkkk…buanyak juga bow..,haha baru kali ini aku lihat pacet mabok… lucu juga..
Kami terpingkal pingkal sejenak..
“Ada ada saja kamu lam.”kataku sambil ngeloyor melanjutkan perjalanan.
Ternyata dia tega juga, aku fikir dia membunuh nyamuk pun gak tega.
Shelter 4.
Kira kira pukul 14.PM, kami tiba di shelter 4, berupa dataran yang cukup tuk mendirikan tenda 4 buah.. disana kami temukan jamur merah(pic) dan jamur hitam(pic) juga tanaman khas pesagi”anggrek macan”.
15 menit istirahat sembari menanti david dan wawan yang terpaksa turun lagi, saat sadar golok tertinggal entah dimana.jalan lagi… jalur semakin sempit dan curam… nyali kami benar benar diuji, awalnya suguhan jalur bisa membuat kami berlari,berjalan santai hahahihi, lama lama jalur smakin parah, dan kami harus merangkak melewati satu satu kayu yang bergelimpangan disana sini menghalangi jalan,tak ayal lagi ,kaki mungilku dan teman teman sering terperosok diantara batang batang yang menyerupai ranjau yang tertutup dedaunan .keringat mulai mengucur deras, :uh,, aduh, dan kata keluhan lainnya mulai berhamburan… hehe, capek ya.kulirik satu satu wajah mereka, tak ada yang ganteng dan cantik.. semuanya digelayuti rasa tegang..(oh ya??)
jalur pesagi 2x lebih menantang ketimbang jalur pangrango dari kandang badak,ditambah jarak tempuhnya, dari pintu rimba bisa 6-7 jam perjalanan dan tak bosan bosan kita musti jumping, miring, merangkak, dll kesamaanya hanya banyak pohon tumbang, tapi barikade pohon tumbang dipesagi yang terparah, dan sulit diakali. Cerita dari penduduk sekitar, memang pohon pohon ini dibiarkan begitu saja, kalau ditebang tidak alami lagi dan mengurangi tantangan… owwww.. shit.
Tambah lama jalur semakin menguji mental kami.selain semakin banyak pohon tumbang ditengah jalan, juga dikiri kanan adalah jurang menganga.. aku sampai berdesir jika melongok kekiri dan kanan, kami seperti melewati jembatan panjang diantara punggungan punggungan gunung pesagi..ngeri….where im now??
Shelter 5(Rumah seng/sumber air terakhir sebelum puncak)
Pukul 16.07PM sampailah kami di bangunan rumah terbuka,hanya ,rumah seng, yang disebelah kiri ada jalur turun dan di pohon tertempel informasi”sumber air”,disekitar sini juga ada air terjun “badas Gumpalan”ini adalah sumber air terakhir setelahnya kami tidak akan menemukan air lagi diperjalanan, maka 2 teman coba turun dan memenuhi pundi pundi botol kosong,wah ternyata masih kurang, akhirnya wawan mengeluarkan plastik,” tring”
“Ini aja bisa buat tempat air lagi,lumayan bisa buat masak di puncak nanti,khan disana susah aer”cerocos wawan sok bijak… kami setuju..
Setelah semua pundi terisi plus 8 buah plastik kiloan sudah terenteng ,kami terus berjalan,kebetulan sudah pukul 16.30 sore..,bayang bayang bakal kemalaman dijalan nih.
Dengan sisa semangat kami lalui jalur yang smakin curam,gimana enggak, kami harus super merangkak, dengan meraih akar2 pohon dan rumput2 terdekat agar tidak tergelinding ke jurang, jalan sempit sekali,hanya selebar penggaris anak esde 30 cm, setelahnya adalah jurang menganga.. ,sekonyong konyong kami berhenti tuk menikmati pemandangan dari punggungan2 bukit ini…melepas rasa penat .memanjakan mata yang lapar.
Kenapa disebut pesagi??,yah karna gunung ini berbentuk persegi, dengan punggungan dan lembah disana sini.. itulah sebabnya perjalanan menuju puncak dibutuhkan waktu 8-hingga 10 jam tuk pendaki lemot seperti kami kami ini.perjalanan penuh dengan” tanjakan super”
Hari mulai rembang, baju kami sudah basah oleh keringat…,kabut mulai turun perlahan ,menutup jarak pandang kami… dunia serasa jadi selebar 20x20 meter,selebihnya adalah dinding putih..,dingin mulai menusuk tulang..
Hari hampir maghrib, kami putuskan tuk beristirahat shalat maghrib di jalan yang dimanakan”penyambungan” ,disini terdapat selempeng batu lumayan lebar dan di sambung secara alami beberapa potong batu lebih kecil… mirip seperti jembatan batu…
Sebenarnya pemandangan sangat indah dari sini. Puncak tanjung dengan jalur curam , seharusnya nampak, di arah barat daya, nampak jelas longsoran tanah dari punggungan sebelah…. Parah.aku jadi teringan cerita penduduk,hari ini adalah hari ke 3 kematian korban longsor .hiyyy
Air kopi hangat hasil seduhan tidak cukup mengusir hawa dingin yang mulai menelusup pori , sukurlah tidak begitu dingin , pembakaran kalori ditubuh kami berlangsung cepat karna sejak tadi kita terus bergerak mendaki.
Selepas maghrib.. senter dan headlamp sudah disiapkan, hari sudah gelap, dimalam sabtu ini kami harus tetap melangkahkan kaki dan merapatkan barisan, maju mendaki puncak pesagi yang tertutup beberapa punggungan bukit dikejauhan sana….pendakian dari penyambungan menuju puncak adalah jalur penyiksaan, disinilah kita disuguhi tanjakan super mematikan, pohon pohon tumbang semakin pohon tumbang karna suksesi alam. Dengan ketinggian tanjakan 40-50 derajat
Entah apa yang terfikir dibenak kami masing masing, satu satu celoteh kami mulai hilang seiring gelap menyergap.. pepohonan tinggi menjadi seperti bayang bayang raksasa hitam, dan cabang cabangnya seperti tangan tangan yang siap mencengkeram.. atut.. ahhh tidak, kenapa harus takut??
David,”sijablay” gunung memimpin barisan, berusaha menenangkan keributan hatinya sendiri ,terus melangkah satu,satu, satu.aku tahu apa yang nyantol di otakmu yang ada didengkul itu fren,hehe.
Di paling belakang Alam memegang senter tepat dibelakang wawan yang masih juga melemparkan nyanyian, dan celoteh yang tidak jelas apa .tuk sekedar mengusir sunyi ditelinga kami masing masing,mungkin.
Lama lama.. tak ada suara lagi, hanya langkah kaki kami yang menyapa gelimpangan pohon2 besar yang terasa smakin menyulitkan kami saja,berbagai gaya kami lakukan agar kami bisa melauinya.. kadang harus merangkak(ini adalah gaya teringan)jongkok dengan tas keril dibelakang,berat bowwww..(sekilas kalau dilihat seperti pinguin jalan)
Atau harus dengan gaya kayang, karna ada 2 atau lebih pohon sebesar batu dolmen tumbang menutup jalan.dan hanya sedikit sekali celah agar kami bisa melaluinya..,kram perut deh..,aku bukannya menakut nakuti atau mendramatisir keadaan kawan, don’t try at home, karna dirumah gak bakalan ada halangan sesulit ini khan?? Cobalah dipesagi…(ngutip kata kata)..
Berjalan, berjalan, awalnya cepat, lama lama pelan pelan, rupanya tenaga kami sudah mulai terkuras.., kita harus awas memperhatikan jalur,dengan keadaan malam yang gelap bermodalkan 1 headlamp dan 1 senter…, masih gelap…terpaksa indra ke enam kami dikeluarkan(add,kita pendaki memang kadang harus berlatih berjalan dikegelapan, ini salah satu bentuk survive)
Mata nyalang ,hati hati melalui jalur setelah penyambungan… tanjakannya nyaris 60 derajat, tanpa ampun,dan dihalangi pohon pohon(diulang ulang ya, sorry)
Sepanjang pukul 18 sampai 22 PM. kami masih tetap melalui medan yang sama… melelahkan.. baju dan keril kami sudah kotor dengan keringat dan tanah basah… embun dan kabut menyambangi kami, memeluk dari tiap sisi, menambah rasa dingin , satu tujuan dan pertanyaan kami, “kapan sampai”laporan pandangan mata selesai, soalnya malam….gak keliatan bow.
Dari pos penyambungan, kita harus melalui 3 punggungan gunung tuk sampai dipuncak dan nenda disana..
Sampai dipuncak.
LEGA.
Alhamdulilah, saat ini pukul 23 PM kurang dikit. kami sampai puncak.. dari kejauhan kami lihat shelter sebelum puncak ini dihuni oleh satu tenda terbuat dari terpal biru,lebar, dan ditutup seng sebagai akses pintu masuknya….
LEGA,itu perasaan pertama yang terlintas..,baru kali ini aku rasakan lelah yang teramat sangat.. sayang amat kaki ku ini,hehe,
“assalamualikum”
“waalaikum salam”
terdengar jawaban yang menyejukkan dari dalam tenda terpal itu.. alhamdulilah,kami disambut oleh 6 bapak-bapak yang mempersilahkan kami menumpang istirahat sebentar ,meluruskan kaki kami yang gemetaran, dan sedikit menghangatkan tubuh..
wajah meraka tampak keheranan melihat anak anak manusia 6 buah ini muncul di tengah malam buta begini.
“ha.. dari mana kalian, dari puncak ya”Tanya salah satu bapak
“enggak pak Kami baru naek, dari bahway “Kami masih belum mengerti apa arti raut wajah setengah heran mereka itu, ah sudahlah, yang penting,lega, kami sudah sampai, gak jalan lagi…hua..
setelah berkenalan, dan basa basi sebentar ternyata mereka adalah penduduk sekitar yang sengaja naik untuk tujuan tertentu”tanda kutip”relegius”…oh ya kebetulan hari ini maulid Nabi Muhamad SAW
saat itu kami masih menyimpan beribu ribu pertanyaan, yang gak mngkin kami tanyakan ke mereka,,, dengan penampilan mereka yang seperti wali, berkalung tasbih, dan jubah..
“what happen, I’ll never meet this kind condition on another mount except pesagi”
aku jadi ingat celetukan alam atau mell ya??”Gunung Wisik”yang artinya gunung keramat dan religi, sarat dengan cerita cerita legenda.
setelah beberapa menit rasa lelah sudah mulai mengabur, alam dan wawan keluar ,orientasi medan, mencari lapak yang tepat untuk mendirikan tenda, tadinya kita masih mau melanjutkan perjalanan, karna 5 menit lagi keatas,kami sudah mencapai puncak.. tapi berdasarkan info dari bapak bapak itu, diatas sudah tidak ada tempat lagi tuk nge-camp, smua sudah penuh tenda
“dari mana pak,kog udah penuh”Tanya david penuh rasa kecewa.
“ mereka sudah naek dari kemarin, dan hari hari sebelumnya,via pekon hujung”
maka kami putuskan tuk nge-camp disini saja,. Long trip.. kurang lebih berjalan 10 jam setengah mendaki, ahirnya…gileeee
ternyata lemot juga kita, ya wajar kondisi malam buta begini.
aku langsung merebahkan tubuh, disamping arie yang masih ribut kalau kalau dikaos kakinya masih ada tuan dan nyonya pacet yang masih cinta mati padanya, maklum sepanjang perjalanan dari pintu rimba hingga hampir puncak.. pacet pacet serasa menemui hari raya mereka, mencium bau darah,dan tleeeeeppp,tau tau sudah nangkring dikaki kaki telanjang kami.
Puncak pesagi terbagi menjadi 3 puncak.pertama "pesagi balak”, puncak ini yang biasa dikunjungi dan tempat tuk nge-camp.
Kedua ujung karang dan ketiga ujung tanjung.. kedua puncak ini sangan terjal dan hanya orang orang tertentu saja yang mempunyai nyali kesana.
Diluar alam dan wawan berteriak
“tenda udah jadi tuh, pindahin semua keril gih”dengan sigap aku dan kawan2 keluar, udara malam dipuncak pesagi menyergap kami tanpa basa basi… dingin, semakin dingin karna baju baju kami sudah basah oleh peluh.
Setelah semua tenda berdiri, rapi rapi, masak, makan, kami segera saja merebahkan tubuh.. tak perduli apa yang terjadi diluar sana.. sayup sayup aku dengan lantunan ayat ayat suci..ahhh rupanya bapak bapak yang tadi sedang melakukan ritual.dari sedikit pembicaraan tadi, memang gunung pesagi masih sering didaki oleh orang orang yang mempunyai nazar dan tujuan tertentu.. di sini pesagi masih dikeramatkan.. tanda tandanya masih jelas terlihat.
Kami begitu cepat terlelap dalam buaian angin gunung pesagi,,, brrrr dingin juga..,meski sudah memakai sleeping bag tebal, mereka sudah terlelap, dan aku masih gelisah membolak balikkan tubuh,mencari posisi enak menelungkup ,tidur gaya pistol, dengan menyelipkan tangan ditengah tengan paha, dan melipatnya keatas.. ini yang anget..
Zzzzzz… good night guys..sejenak ingatanku melayang.aku berharap bertemu kamu dalam mimpiku, kekasihku, alis bumiku, pepohonan hatiku.., diatas tanah paling tinggi dilampung ini, puncak yang tertinggi dan pasti paling dekat dengan langit.dan pasti paling dekat denganmu.iya khan???
Pagi, sabtu 22 march 08.. at 6.30 AM
Dengan malas aku membuka mata, mulai terasa pegal betis dan pahaku… sedikit kaku.. kulirik david yang masih terpejam, hehe manis sekali dia.arie dan kawan kawan pada kemana ya….
aha itu mereka,dari kejauhan Mell sudah menceracau, bercerita tentang puncak dan Tujuh sumur yang , dia dan alam sambangi.
“elly bangun,kamu gak pengen lihat 7 sumur yang dilegendakan itu tah”
“aku masih malas mell,tar aja…”balasku sambil menggeliat
dia masih tak berhenti, cerita
“tadi aku dan alam turun kesana, arie gak ikut soalnya jalannya curam, dia balik lagi…. Sesaat aku dan alam jalan.. terus, terus tapi kog jalanan makin curam dan licin, kami putuskan pulang saja, saat berbalik eh didepan kami sudah ada 7 sumur sebesar baskom mandi bayi.. disana.., didekati, coba dilongok satu satu.. berharap ada air-nya…karna khan persediaan air kami sudah habis sama sekali…
tapi tidak ada air didalam sumur 7 itu…, dilongok ,longok lagi.. disumur yang ke 3 dari kiri, aku temukan sedikit air, aku colek dan aku cium, ya ampun wangi banget .. kayak minyak misik, buat salat itu..”(video-rec)
dia menarik nafas tanda mengakhiri ceritanya..
bagi kami tidak ada hal yang berarti dengan ditemukannya minyak itu, karna saat itu kami belum tahu apa artinya dan betapa berharganya minyak itu… (lebih lanjut, mari kita ikuti cerita “legenda tujuh sumur dihalaman depan)
hari merangkak siang, kami benar benar tak punya akal lagi, persediaan air sudah habis, sedangkan untuk turun ke pancuran mas,,, enggan karna jalan curam, kulirik air yang tinggal satu peples.. gile segini buat ber enam…???
Setelah berfikir panjang, wawan dan alam pergi mencari sumber air, bukan dari air terjun,atau sungai,karna tak mungkin ditemui didekat situ,,,
Sepulangnya , wawan menenteng nesting yang berisi air , butek seperti air got…dan berbau tanah,
“ set dah air apa nih naw”
“aer peresan lumut mbak”.. kalem wawan menjawab..set dah, aku juga masih heran,kenapa mereka demen banget panggil aku mbak??
towewewew… aku coba cicipi,takut beracun.. hmmm baru kali ini aku coba air lumut… rasanya spt makan tanah… hoekkk..(tapi aku belagak gak apa apa didepan meraka).
“lumayan lah dari pada kita kehausan.”seruku
dengan sigap wawan mengeluarkan bandana –nya yang notabene sudah bercampur keringat asam manisnya dan entah zat zat apalagi ,menyaringnya agar lebih bersih,,,,
setelah selesai, aku rebus dan dibubuhi gula putih, teh sariwangi 2 kantong dan sepotong jahe diiris kecil kecil, setelah masak, hmmm gak kerasa lagi aroma tanahnya.. malah seperti bandrek terobosan terbaru.. wehehehe.cihuy,berhasil berhasil ,berhasil(ikutin gaya si dora)
setelah makan pagi dengan menu kornet, sarden dan nasi, kami packing dan berniat turun ke desa pekon bahway, sengaja kami ke sana lagi karna satu keril kami titipkan di tempat “peratin “bahway…
so…kami tidak akan melalui pekon hujung .ya dah gak apa lah.maybe next time.
Selesai packing, pukul 9.40. aku mell dan david, pergi kepuncak,setelah 5 menit sampai deh, aku lihat musholla>..(aneh khan??)
Aku gak pernah lihat dipuncak ada musholla…, musholla ini didirikan sewaktu masa pemerintahan”mantan peratin terdahulu,bapak wayan namanya.entah berapa puluh juta dihabiskan tuk membuatnya.., tak terbayangkan berapa upah menaikkan satu buah materialnya saja seperti seng,balok, dll… pasti mahal..
Benar memang, gunung ini sangat religius.. . ada musholla. Dan cerita cerita yang tak asing lagi ditelinga penduduk desa, bahwa gunung ini dulunya adalah gunung para wali, buktinya sampai sekarang, masyarakat dan pejabat sekitar masih sering berbondong bondong mendaki pesagi tuk satu ritual keagamaan, atau tuk bernazar..
Didepan musholla bercat biru ini, ada tugu yang konon katanya tugu peninggalan londo alias belanda.. , yah tugu ini terlihat sangat tua, dengan wujud yang sudah compang camping dan tak sempurna persegi.. . dililiti kain mori putih.. dan dibawahnya ada bunga dan setangkai daun, entah daun apa, ini sengaja diletakkan ,biasanya untuk mereka yang bernazar.begitu seru bapak bapak yang kebetulan ada disitu,lagi lagi bapak bapak??siapa sih mereka??
Setelah bernarsis sejenak…kami observe alam sekitar, sayang sekali kabut lagi tebal tebalnya.. seharusnya gunung seminung, danau ranau,pemukiman masyarakat OKU(ogan komering ulu)laut lepas krui dan laut lepas belimbing terlihat dari puncak ini.. huhhh, im not lucky again. And again..
Tak ada gambar yang bisa diambil dari puncak sini,kecuali pose bersama sang tugu saksi kebisuan
Kami putuskan turun…. ,alam,arie dan wawan setia menunggu kami, setelah semuanya berkumpul kami berdoa, dan satu demi satu kami tinggalkan puncak.. menuju lembah demi lembah punggungan demi punggungan, bergerak mendekati peradapan…puas.. itu yang terpancar dari mata kami masing masing, meski rasa capek belum terlepas dari tubuh kita.
Legenda Tujuh sumur
. Legenda dari penduduk sekitar sih,dari arah puncak turun ke arah kiri ,sekitar 20 meter kita akan menemui tujuh sumur,kalau lah beruntung kita akan ketemu air didalam salah satu atau ketujuh sumur itu.. tapi itu bagi yang beruntung sekali, kalau tidak ya tidak akan dapat apa apa, hanya akan menemui sumur tanpa air saja.
Namun ada yang lebih ajaib bin aneh lagi.. 1000 berbanding satu orang bisa menemukan keajaiban-nya.. bahwa selain air, keajaiban yang lebih hebat dan langka lagi adalah ,kalau beurntung orang itu akan menemukan sumur yang ada minya wanginya…
Sejatinya minyak itu mempunya kekuatan magic yang sangat kuat, bisa untuk apa saja. Mau pellet, aura, atau apa saja, yang jelas semua mengidamkan itu. Itu sedikit cerita lumayan lengkap yang kami dapatkan dari penuturan saudara kembar bapak peratin pekon bahway, sesaat setelah kami turun.memang biasanya orang yang tidak tahu atau tidak punya tujuanlah yang akan menemukan-nya..
Memang susah ya..
Wah memang dipesagi ini masih banyak sekali hal hal magic, dan bertuah…kami tidak bisa mengingkarinya,
Sepotong kekecewaan tergurat diwajah mell, sekarang dia menyesal kenapa tidak mencomot sedikit saja minyak wangi itu, ya sih sapa tahu dia bisa jadi lebih tampan, dan kaya.. hahaha. Sudahlah friend, Tuhan pasti beri yang terbaik untuk umatnya,takutnya kalau mell nanti dapet minyak itu,mungkin saja dia bisa jadi sombong…atau…ah,teteaplah kamu jadi mell.bukan orang lain.
Semalam hidup nomaden.
David berjalan pincang, kasihan kakinya terkilir sewaktu turun pesagi, nampak wajah putus asa dan menahan nyeri, memang terkilir sering terjadi bukan pada saat mendaki,tapi saat turun gunung, Tanya kenapa???
Saat naik gunung,pasti kondisi pendaki dalam keadaan prima, dan masih terkontrol penuh, maka dari itu, factor x dan y jarang terjadi,terkecuali memang sipendaki tikda mempersiapkan pendakian,seharusnya sebelum mendaki.. minimal stu minggu sebelumnya, kita harus latihan jalan, jogging.. agar otot otot juga lentur.ini sih buat orang yang malas olahraga saja,seperti saya contohnya.
Saat turun gunung, stamina kita sudah 60 sampai 80% terkuras, meski sudah recovery dengan nutrisi dan makanan bergizi digunung, tapi berapa % sih sumbangsihnya, capek ya capek.juga ditambah kaki dan paha musti menahan berat beban tubuh saat turun dari atas kebawah, itulah kenapa kita lebih sering terkilir saat menuruni gunung…
Itu penjabaran goblok ala aku.maybe yes maybe no..
Terpaksa kami berjalan pelan, teposeliro ama david yang tertatih..juga meski beban tak ada lagi dipundaknya.. tetap saja lambat.aku tahu bagaimana rasanya, pasti nyeri, dengan menyeret kaki seperti itu.2x dari gede aku musti tertatih juga waktu itu.
Magrib menjelang, dan kami baru tiba dirumah bapak “peratin” ,disambut sang ibu,kami tanpa pikir panjang , menggelosorkan tubuh meletakkan beban dan rasa letih yang berton ton rasanya.malem ini kami musti nomaden,dari rumah pak “peratin” lalu ke rumah Ibu nya pak Peratin,setelah itu kami dijemput Kak maman, terpaksa kami hubungi dia,meminta bantuan dijemput karna sudah tidak ada angkot lagi.berhubung kondisi malam.
Akhirnya pukul 10.30 Kak maman dan temannya datang, kami diangkut menuju ke kediamannya lagi(ihhh malunya dah ngerepotin)
Masih harus menanggung berjuta rasa gak enak pula sudah bikin heboh orang sekampung,karna pas di kuburan tua pekon bahway,ban mobil kempes.sukur tak terjadi apa apa.
Mas joni,rekan Kak maman sudah merasa,disebelah kiri seperti kuburan,namun tak ada satu diantara kami sadar,kami terhenti disitu dan tak bisa meneruskan perjalanan.
Setelah Pak peratin dan beberapa penduduk membantu kami mendapatkan ban pengganti dengan susah payah,pukul 11 lewat,kami bertolak meneruskan perjalanan,meninggalkan kesunyian pekon bahway dengan segudang kenangan,dan ucapan terimakasih atas keramahan penduduk desanya.
Selamat jalan kota liwa yang pernah porak poranda oleh gempa, terimakasih atas segala keramahan ,senyum dan kepolosan ,
Disini aku temukan gairah baru
Disini aku temukan langit semakin biru
Dari tanahmu..
Dari tiupan anginmu
Dan dari segala kedinginan yang kau tawarkan
Aku temukan satu hal..
Bahwa cinta,tidak sebatas karna indah.
Cinta tidak sebatas hanya harmoni hati
Tapi lebih dari itu..
Lebih dari itu
selamat jalan sang bumi ruwa jurai
Kosakata:
Way: air(Bahasa lampung)
Peratin:Sebutan kepala desa(bahasa lampung)
Balak:Besar(bahasa lampung)
Rumah Umbul:Rumah Yang berada di tengah tenga kebun, dimana jarak satu dengan lainnya ber kilo kilo meter.kebanyakan petani didareha kaki gunung.
Jakarta, 31 march 08
By L-lee susan
---------------------------------------------end-----------------------------------------
Terimakasih to:
-Allah SWT
-Teman teman seperjalanan, David,Alam,wawan, Arie,mell.. insya allah kita ketemu di next trip.
-Pak Indra Makmur”peratin”pekon bahway
-Kak Maman + mbak ully and rekannya
-Rekan rekan ARTEPAK,bowo,putri,budi ,DLL
Route perjalanan:
1.jakarta-merak=Rp.16.000
2.merak –Bakauheni=10.000
3.bakauheni-rajabasa=20.000
4.Rajabasa-Liwa=RP.30.000
5.Liwa –pekon bahway=Rp.8.000(disarankan pagi sampai sore hari tuk dapatkan angkot)
Route mendaki
1.Desa way pematu-shelter= +/- 1 jam
2.Shelter 1-shelter 2=+/-15 menit
3.Shelter 2-shelter 3=+/-2-3 jam
4.Shelter 4-Shelter 5=+/-2 jam
5.Shelter 5 to Puncak pesagi “balak=+/-4 jam(ini jalur pembantaian)
ELLY SUSANTI
Pesagi-Liwa 2260 MDPL
Rencana pendakian yang kami rencanakan sejak ahir januari ahirnya terwujud juga… meski dari awal selalu ada rintangan yang sempat mengendorkan semangat , namun dengan sisa tekad.ahirnya tetap berjalan sesuai rencana, menyambangi puncak tertinggi lampung, Pesagi 2260 MDPL.
Arimbi, 20 march 08
Pukul 20.05 aku dan Alam menyusuri kesunyian jalanan Jakarta –pelabuhan Merak, bertolak dari terminal Tanjung priok dengan Arimbi yang anggun namun penuh sesak penumpang,hingga harus “Standing stile sampai cilegon area..”
Sepanjang perjalanan menggantung seperti kalong, masih juga diselingi lelucon basiku dan celoteh alam yang bercerita apa saja sekenanya ,setidaknya demi mengusir rasa Bete dan lelah bin pegel dengan gaya batman.. .fyuh benar benar penuh,dan kelelahan mulai nampak di wajah satu persatu para batmaners bus malam ini.. Arimbi tetap berjalan anggun membelah malam dan jalanan, Jakarta, Bitung, cilegon, merak.. sampai juga..
Pukul 11 Malam, Pelabuhan merak sudah menyambut kami, pelabuhan yang tak pernah tidur, Malam sudah beranjak pagi dan orang2 sudah mulai menarik selimut tidurnya tuk menjemput impian .sedang kami harus terus meneruskan perjalanan yang masih sangat jauh menuju kota liwa dilampung barat.
21 march 01.20(on the selat sunda )
Koridor yang kami susuri masih penuh sesak dengan calon penumpang kapal tujuan Merak-bakauheni sembari diselingi teriakan pencari nafkah penjual jajanan dan tetek bengeknya,terasa suasana begitu akrab dimataku. seperti setiap kali aku lalui koridor ini sebelum sebelumnya.masih tak berubah.kami membeli karcis dengan kelas ekonomi seharga 10 ribu rupiah, sengaja, agar kami bisa menikmati suasana laut malam di luar badan kapal.sejenak setelah kaki kami mneginjak kapal roro yang tidak cukup besar ini, dipilihlah muka kapal untuk istirahat,dengan pertimbangan bisa melihat pemandangan lebih leluasa tanpa penghalang, kami mulai membuat video laporan perjalanan, dan action.ombak lautan tak seganas seperti issue-issue yang sedang hot sekarang, bahwa ombak laut kadang2 tinggi dan membahayakan,,. Syukurlah.kami bisa mengexplore suasana laut malam dengan kelap kelip lampu dipelabuhan dengan lancar..
Perjalanan terasa agak membosankan dan lebih lama dari biasanya, factor keselamatan lebih penting, dengan kondisi ombak yang lebih kencang dari biasanya setelah 2.5 jam perjalanan,+/- pukul 5 pagi tibalah aku dan alam di pelabuhan bakauheni propinsi lampung, pintu gerbang pulau sumatera,Monumen SIGER khas lampung menayambut kedatangan kami juga disambut oleh pedagang yang setia menanti disepanjang koridor dengan muka tanpa lelah dan pantang menyerah, aku sempat berfikir, dan kembali pertanyaan yang sama tuk kesekian kalinya muncul ,lelahkah mereka?,mengapa mereka begitu bersemangat?disaat oranglain mungkin bisa menikmati hasil yang lebih baik dan hidup teratur,dengan kerja yang tidak lebih sulit dari mereka.this is the world girl, itu lah jawaban yang sebetulnya sih bukan jawaban ya.. ,aku tersenyum sekaligus tersedak.. hughhhhh….mungkin pembaca lebih punya penjabaran yang masuk akal??.
Tak dinyana,penumpang menumpuk di Terminal Bakauheni, dan tak ada seekor bus pun disana, ada apa gerangan??
Oh iya,long wikend begini,pasti para perantau mudik juga,pantas suasana tidak jauh beda seperti Hari raya.
Setelah menunggu selama 2 jam,ahirnya kami mendapatkan bus juga, tidak terbayangkan olehku harus berebut berjejal dan dadaku hampir pecah terhimpit penumpang lainnya.. pagi pagi,belum sarapan sudah harus mengeluarakan energi extra berebut bus.. fyuhhhhh..,sukurnya kami mendapat duduk meski hanya secuil saja…
Diperjalanan Alam sempat meng-syut beberapa pemandangan.Tampak gunung rajabasa dikalianda berdiri dengan gagah, kabut tebal masih menyelimuti puncaknya..,pasti dingin sekali diatas sana.Susana pagi ini terasa smakin sejuk saja dengan banyolan2 dan celetuk penumpang penumpang lain…suasana begitu akrab dan riang, Perjalanan terasa tak membosanakan,kulirik rekanku,dia sudah terkantuk kantuk menahan lelah,, yah maklum semalaman kami diperjalanan .
Pukul 9.30 AM, kami tiba dibandar lampung, dan langsung menuju rumah putri –Artepak., disambut oleh temen2 dari PA ARTEPAK dan Budi. Serasa terbang penat dan rasa kantuk ketika melihat mereka . Tehnikal meeting sebentar, dan ada yang belum datang, david..,ya ampun, telat nih anak.hingga kami musti menunggu jam 13 siang..
Setelah semua sudah siap,kami segera bergerak ke jalan mencari bus jurusan Rajabasa-Liwa.1 jam berlalu ahirnya bus dengan inisial”skala Brak” berhasil juga membawa kami kami keliwa.Tujuan kami ke pasar liwa, namun karna sudah terlalu sore, dengan pertimbangan tidak ada angkutan lagi dari liwa ke pekon bahway, maka kami putuskan tuk menginap semalam di Desa way mengaku-kebetulan aku punya kakak alumni yang bertugas di sana..,dialah kak Herman,seorang abdi negara.
Jadilah kami bermalam disana,dengan disambut Mbak Ully si calon nyonya,karna sang tuan rumah yang berperawakan tinggi besar tapi tidak menyeramkan ,sedang bertugas jadi tidak bisa pulang.
Rasa penat dan lelah semakin menggelayut manja, saat sang malam merayap menuju pagi dan menyembunyikan rembulan ,dedaunan mulai bersenyawa dengan embun, kesunyian smakin merebak,mengantarkan kami untuk sama menuju satu impian, zzzzzzzzz…
Udara di way mengaku lebih dingin, namun tak sedingin waktu tahun 2003 lalu saat aku pernah mengunjungi daerah ini.rupanya efek global warming sudah meraja kemana mana, hingga daerah yang kukenal teramat dinginpun, seudah jauh berubah suhunya.kujenguk teman teman cowok yang sudah terkapar dengan mimpi mereka masing masing,”selamat tidur kawan kawan, smoga kalian mimpi indah”
Dan ahirnya aku juga masuk kamar dan menelungkupkan diri dibalik selimut tebal kak maman”si tuan rumah”, lumayan bobo dikasur empuk…. Dibawahku ada arie yang sedang berusaha memejamkan mata-nya..
Sejenak aku menerawang…mencoba meraih semua ingatan tentang dinginnya liwa, tentang kegagalanku mendaki pesagi tahun 2003 yang hanya cukup puas di shelter 5 dan disana aku berucap dalam hati”insya allah suatu saat aku akan kembali, menuju puncakmu pesagi”menyelesaikan perjalananku yang tertunda kali ini. Ahhh itu 4 tahun tahun yang lalu. Syukurlah Tuhan mendengar doaku sekarang ini. Esok aku akan kesana, memenuhi janjiku yang tertunda..
“woi bangun bangun,,teriakan sumbang mell membangunkan kami yang masih lelap tertidur, rupanya dia yang paling awal terbangun ,satu persatu dari mereka menggeliat.. dan setelah semuanya MCK, jam 8 pagi kami berpamitan dengan si calon nyonya rumah..
“trimakasih atas kebaikan hati K maman dan calon nyonya “ sudah menampung kami ini”…
lambaian tangan tanda perpisahan, sebelumnya kami rencanakan tidak akan kembali ke rumah K maman lagi mengingat terbatasnya waktu.
Dari way mengaku meneruskan perjalanan dengan angkot menuju ke liwa dengan ongkos 2 ribu rupiah, dalam 10 menit sudah sampai di liwa, tepat dibawah Monumen berbentuk bunga mekar(pic).sempat ambil beberapa gambar dan langsung mendapat angkot yang akan mengantarkan kami ke desa terakhir, desa yang berada di kaki gunung pesagi, pekon bahway.
Perjalanan sekitar 1 jam, kami terlonjak lonjak karna jalanan penuh lubang , sambil diiring alunan music rakyat khas Indonesia “lagu dangdut-nya sahara” yang diputar oleh bapak supir, dengan cepat menyemprot telinga kami hingga arie dan david tak tahan bergoyang jempol tangan… hehe,lucunya mereka.kami nikmati perjalanan, ini.
Sesampai di pekon bahway, kami menuju ke rumah “peratin” bapak Indra makmur.seorang yang bersahaja dan tegap, wow…(tring)
Dari beliau kami mendapat banyak informasi yang berharga, dan segera kami berpamitan karna mengingat hari sudah mulai siang,
Setelah berdoa ,sekaranglah kami start mendaki, pukul 10.lewat sekian, jalanan didesa ini sudah cukup bagus,meski hanya batu batu yang dicecerkan dijalanan,dikiri kanan rumah panggung khas penduduk lampung, menatap kami dan seolah berbisik”hati hati” terimaksih semuanya.
Sekilas tentang Desa di Kaki gunung pesagi-Pekon bahway
Jalur resmi mendaki gunung pesagi adalah via pekon bahway dan pekon hujung.
2 desa ini juga yang biasanya dipakai start dan finish tuk tiap even tahunan”KIBAR PESAGI” yang di panitiai oleh, GUMPALAN-universitas lampung.nampak petunjuk petunjuk jalan”KIBAR VII: masih sering kami temui di sepanjang perjalanan ini.
Pekon bahway ternyata sudah ada energi listrik sejak tahun 2004 lalu, begitu penuturan dari ibu istri kepala pekon yang sempat aku ajak berbincang selepas kami turun dari puncak pesagi.kalau dulu sewaktu aku kepesagi September 2003, desa ini masih sangat gelap gulita,hanya lampu lampu minyak berkelip kelip di kala malam. sarana transportasi sangat minim , akses transportasi dari luar ke desa ini pun masih seadanya,jalanan masih penuh lubang dan berbatu.
Rupanya even tahunan Kibar Pesagi ini turut memberikan sumbangsih pembangunan dan infrastruktur yang pesat pagi kemajuan ke dua desa ini,dan juga pastinya semakin menggalakkan wisata lampung agar lebih menarik animo masyarakat lokal dan turis tuk menjajal keperawanan “jungle”pesagi dan tempat-tempat wisata lainnya disekitar lampung.Ada danau ranau, air terjun dan juga jejeran pantai pantai yang indah, disepanjang liwa, krui dan sekitarnya….kapan ya bisa kesana.Berakarab akrab dengan alam dan keramahan penduduk –nya ,berpetualang menemukan jati diri, dan membentuk pribadi ,belajar dari alam, angin,pohon, tumbuhan dan binatang binatang kecil,itu adalah kenikmatan dan anugrah yang sangat berharga
Pendakian dimulai guys…
Pekon bahway-desa pematuà shelter 1 dan 2
Setelah berpamitan dengan Peratin bahway kami mulai menyusuri jalanan desa,dari desa way pematu Awal mendaki,kami sudah disuguhkan tanjakan yang mulus, berupa tanah merah dan dikitari perkebunan kopi penduduk.. masih nampak 1 ,2 rumah penduduk desa..30 menit kemudian, itu dia pos 1,ditandai dengan bangunan permanen, seperti pendopo kecil,apik dan masih baru.
Teman -teman seperjalanan entah mengapa kali ini mereka terus menggenjot semangat dengan memakan gula merah,sugesti, atau memang gula merah adalah sumber kalori terbaik setelah coklat, yang jelas karna kami tidak mau kehabisan energi sebelum menggapai puncak, menurut informasi, waktu pendakian sampai puncak bisa 8 atau 9 jam… wah lumayan melelahkan pastinya..
Setelah 10 menit berjalan dari shelter 1, eh ini dia shelter 2, bangunan yang sama persis dengan pos 1.. wah lucu,pos-nya deket banget.semuanya masih berada di perkebunan kopi.perjalanan dari shelter 1 ke 2 memakan waktu 1 jam.
Matahari sudah hampir mencapai 90 derajat diatas permukaan tanah.. ,kami terus berjalan, dan dikiri kanan masih ladang kopi, rumah “umbulan”penduduk kampung…
Jam 11.30 kami putuskan beristirahat dan melepas lelah, juga shalat jum’at ,kebetulan ada musholla disebelah kiri jalan dan 1 rumah penduduk(pic).lumayan lama kami disana,hingga pukul 13.30 kami baru meneruskan perjalanan, wah alamat kemalaman banget di jalan ini, itu fikirku.. nyaliku sempat ciut,mengingat kami ber enam, tak ada teman seperjalanan dari bahway ke puncak, sebagian besar pendaki lebih suka memulai pendakian dari pekon hujung .
“teman teman yuk berangkat lagi,, ini sudah jam setengah 2”
pekikku tak kalah lirih,meski sudah beberapa mie instan masuk ke kerongkongan.kami bergegas melanjutkan perjalanan yang tertunda, sebelumnya berpamitan dan berterimakasih kepada para jamaah desa itu….
Kami berpapasan dengan 2 pendaki cowok cewek, hanya 2 manusia itu yang kami temui.Sepanjang 2 jam perjalanan kami masih harus melalui perkebunan kopi , satu dua rumah panggung dari papan ,berhalaman luas, dan diatasnya biji biji kopi hasil petikan petani dijemur, sampai kering… setelahnya ditumbuk dengan “lumpang dan alu” agar terkelupas kulitnya, tapi jaman sudah canggih, petani kebanyakan swadaya mesin pengelupas kopi agar hasil yang didapat lebih maksimal dan menghemat waktu pastinya,setelah itu biji kopi yang sudah terkelupas di jemur kembali hingga kering, dimasukkan ke karung , ditimbang lalu dijual kepasar terdekat.hmmm lumayan kuat juga ingatanku… karna sewaktu aku kecil, aku adalah anak petani kopi-didareah sekincau.. .( :
Shelter 3(pintu Rimba)
berjalan, masih saja kebun dan kebun kopi, dominan dengan jalan yang lebar, dan konstan menanjak terus2an, sudah cukup membuat nafas kami ngos ngosan, “busyeeeeet disini panas banget,woi arie mana payung gue…:”
Teriakanku membuat arie berhenti , teman yang lain menatapku dengan muka iri mereka
“hahaha sukurin kalian makanya bawa payung, kayak gue ni”
mell, arie nyengir kuda, alam dan david nyengir kelinci.Wawan, tauk dah nyengir gaya apa… gak kedetect nih.Dijalan kami sempat menyapa bapak petani kopi yang menyemprot rumput.sabar mendengar pertanyaan goblokku “
'nyemprot apa pak"?dengan muka oon aku bertanya
"rumputlah" sosor mell yang tak sabar mendengar pertanyaan goblokku
“kenapa kog disemprot pak” tanyaku tak kalah goblok dengan pertanyaan sebelumnya
sambil tersenyum pak tani itu menjawab
“biar mati “teman2 masih memasang muka tidak sabarannya melihat celotehku yang enggak penting itu.
“wah bapak jahat banget ya, bapak pembunuh ya”….balasku dengan gaya memelas Wahahahahaha, spontan mereka termasuk petani itu tertawa…
“Ely.. ely ada ada saja kamu ini”.
Lumayan suasana jadi agak seger lagi khan>>>kataku lantang seolah pulang dari perang dengan kemenangan.
+/-pukul 2, kami tiba di shelter 3, ini dia yang disebut pintu rimba, dahulu ditandai dengan 2 batang pohon , namun kemana perginya 2 batang pohon itu ya…hayo cari.. halah halah…
shelter yang hot, bagaimana tidak..??? hanya ada satu pohon kering yang memayungi kami, pemandangan begitu indah dari sini,nampak jelas dari samping kiri nampak gunung tanggamus, dan deratan pegunungan bukit barisan yang panjaaaaaaaaaaaaang,,,hijau,,, dan…wow.. dibawahnya hamparan hutan dan beberapa petak kampung penduduk…setelahnya dari samping kiri nampak gunung seminung yang menyembunyikan liukan danau ranau dan pulau marissa dibalik punggungannya.., yah belum kelihatan danaunya .
jungle-nya liwa jadi perbincangan sejenak, sebagai pengganti camilan diperjalanan ini.
“ disumatera ini masih banyak sekali hutan hutan ya, coba lihat dibawah itu… kampungnya sedikit banget… dan 80% masih hutan kayu..dan perkebunan” celoteh mereka.
Emang iya..ntah kapan sumatera ini akan menjadi makmur…,kalau tersesat dibelantara hutan itu,apa jadinya kita
Selepas rasa lelah kami menguap beberapa menit kami melanjutkan lagi perjalanan memasuki pintu rimba, sedikit senang karna panas matahari tidak bisa lagi menjamah kulit.didepan tampak hutan dengan vegetasi alam khas tropis-pesagi, basah ,lembab,jalur cukup jelas dengan dipenuhi sampah- sampah dedaunan .sukurlah semalam tidak hujan.. ,biasanya hujan kalau ada yang naek, begitu tutur salah satu penduduk bahway..”smoga tidak hujan deh ntar,amin
Vegetasi smakin rapat, satu dua rotan berduri menyiagakan kami agar berhati hati”don’t touch” atau tangan akan terbeset ,aku lirik tanganku, sudah dua kenang2 an sayatan dari pohon-pohon rotan itu. Pakis.tumbuhan khas gunung, juga masih tetap menyalami kami dan mengucapkan selamat jalan.
Disini juga kita bisa menemukan tumbuhan khas pesagi”tas” yang katanya hanya dipesagilah adanya.
Lembabnya gunung..batu ,tanah basah dan dedaunan,,, aku semakin cinta…ditingkahi canda tawa wawan, david, alam, mell dan ucapan polos arie…selalu membuat perjalanan ini berharga.
Nyonya dan tuan pacet said welcome to us
Episode pacet mabok
“aaaaaaaa…. Ini apa ini apa” haha arie menjerit, sejenak aku perhatikan mimik mukanya,hihi lucu sekali, heran dia menangis atau tertawa ya, kedengaraanya sama saja, kucoba lirik wajahnya,tapi sayang, dia sembunyikan wajahnya dengan satu tangan… tidak berani melirik kebawah dimana kakinya sudah dihinggapi pacet yang tersenyum manis di kaus kaki hitamnya..
hehe. Dia lagi..dasar pacet,kenapa selalu lebih demen dengan cewek…
histeris yang tiada henti masih mencuat dan berhamburan dari bibir arie, gan nyangka segitu seru-nya reaksi cewek berbadan tinggi besar ini, hihi kalah sama aku yang mungil.. tapi gak takut pacet ini dong(narsis)
“udah udah,tenang pacetnya dah hilang, wawan coba menenangkan dia setelah si nyonya pacet dipisahkan dari sasaran empuknya”(dari mana gue tahu dia nyonya atau tuan pacet”haha)
“rie.lo nangis apa ketawa sih tadi” itu pertanyaan aku dan david yang pertama keluar, setelah dia sedikit tenang sambil mengusap ngusap matanya yang enggak basah(mang nangis ya?? yang ini disensor dah)
nyengir kuda….
Gak takut si, Cuma geli aja “… hehe,ada ada saja, dasar perempuan.
Aku hitung , 4 x aku ditempeli pacet, namun tidak ada yang berhasil menikmati manisnya darahku… baru nemplok, sudah aku cubit… kitik kitik sampai dia sendiri guling guling kegelian… haha gak mungkin ya??
Beda dengan alam, dia biarkan pacet dengan khusyuk menyelesaikan makan sore-nya, setelah badannya menggembung penuh darah, dia oleskan autan ketubuh tuan/nyonya pacet… hihi,kasihan.. sipacet guling gulingan, sambil minta tolong(mang tau bahasa pacet apa ell??)darah yang sudah ditubuhnya di muntahkan lagi.. hueeeekkkk…buanyak juga bow..,haha baru kali ini aku lihat pacet mabok… lucu juga..
Kami terpingkal pingkal sejenak..
“Ada ada saja kamu lam.”kataku sambil ngeloyor melanjutkan perjalanan.
Ternyata dia tega juga, aku fikir dia membunuh nyamuk pun gak tega.
Shelter 4.
Kira kira pukul 14.PM, kami tiba di shelter 4, berupa dataran yang cukup tuk mendirikan tenda 4 buah.. disana kami temukan jamur merah(pic) dan jamur hitam(pic) juga tanaman khas pesagi”anggrek macan”.
15 menit istirahat sembari menanti david dan wawan yang terpaksa turun lagi, saat sadar golok tertinggal entah dimana.jalan lagi… jalur semakin sempit dan curam… nyali kami benar benar diuji, awalnya suguhan jalur bisa membuat kami berlari,berjalan santai hahahihi, lama lama jalur smakin parah, dan kami harus merangkak melewati satu satu kayu yang bergelimpangan disana sini menghalangi jalan,tak ayal lagi ,kaki mungilku dan teman teman sering terperosok diantara batang batang yang menyerupai ranjau yang tertutup dedaunan .keringat mulai mengucur deras, :uh,, aduh, dan kata keluhan lainnya mulai berhamburan… hehe, capek ya.kulirik satu satu wajah mereka, tak ada yang ganteng dan cantik.. semuanya digelayuti rasa tegang..(oh ya??)
jalur pesagi 2x lebih menantang ketimbang jalur pangrango dari kandang badak,ditambah jarak tempuhnya, dari pintu rimba bisa 6-7 jam perjalanan dan tak bosan bosan kita musti jumping, miring, merangkak, dll kesamaanya hanya banyak pohon tumbang, tapi barikade pohon tumbang dipesagi yang terparah, dan sulit diakali. Cerita dari penduduk sekitar, memang pohon pohon ini dibiarkan begitu saja, kalau ditebang tidak alami lagi dan mengurangi tantangan… owwww.. shit.
Tambah lama jalur semakin menguji mental kami.selain semakin banyak pohon tumbang ditengah jalan, juga dikiri kanan adalah jurang menganga.. aku sampai berdesir jika melongok kekiri dan kanan, kami seperti melewati jembatan panjang diantara punggungan punggungan gunung pesagi..ngeri….where im now??
Shelter 5(Rumah seng/sumber air terakhir sebelum puncak)
Pukul 16.07PM sampailah kami di bangunan rumah terbuka,hanya ,rumah seng, yang disebelah kiri ada jalur turun dan di pohon tertempel informasi”sumber air”,disekitar sini juga ada air terjun “badas Gumpalan”ini adalah sumber air terakhir setelahnya kami tidak akan menemukan air lagi diperjalanan, maka 2 teman coba turun dan memenuhi pundi pundi botol kosong,wah ternyata masih kurang, akhirnya wawan mengeluarkan plastik,” tring”
“Ini aja bisa buat tempat air lagi,lumayan bisa buat masak di puncak nanti,khan disana susah aer”cerocos wawan sok bijak… kami setuju..
Setelah semua pundi terisi plus 8 buah plastik kiloan sudah terenteng ,kami terus berjalan,kebetulan sudah pukul 16.30 sore..,bayang bayang bakal kemalaman dijalan nih.
Dengan sisa semangat kami lalui jalur yang smakin curam,gimana enggak, kami harus super merangkak, dengan meraih akar2 pohon dan rumput2 terdekat agar tidak tergelinding ke jurang, jalan sempit sekali,hanya selebar penggaris anak esde 30 cm, setelahnya adalah jurang menganga.. ,sekonyong konyong kami berhenti tuk menikmati pemandangan dari punggungan2 bukit ini…melepas rasa penat .memanjakan mata yang lapar.
Kenapa disebut pesagi??,yah karna gunung ini berbentuk persegi, dengan punggungan dan lembah disana sini.. itulah sebabnya perjalanan menuju puncak dibutuhkan waktu 8-hingga 10 jam tuk pendaki lemot seperti kami kami ini.perjalanan penuh dengan” tanjakan super”
Hari mulai rembang, baju kami sudah basah oleh keringat…,kabut mulai turun perlahan ,menutup jarak pandang kami… dunia serasa jadi selebar 20x20 meter,selebihnya adalah dinding putih..,dingin mulai menusuk tulang..
Hari hampir maghrib, kami putuskan tuk beristirahat shalat maghrib di jalan yang dimanakan”penyambungan” ,disini terdapat selempeng batu lumayan lebar dan di sambung secara alami beberapa potong batu lebih kecil… mirip seperti jembatan batu…
Sebenarnya pemandangan sangat indah dari sini. Puncak tanjung dengan jalur curam , seharusnya nampak, di arah barat daya, nampak jelas longsoran tanah dari punggungan sebelah…. Parah.aku jadi teringan cerita penduduk,hari ini adalah hari ke 3 kematian korban longsor .hiyyy
Air kopi hangat hasil seduhan tidak cukup mengusir hawa dingin yang mulai menelusup pori , sukurlah tidak begitu dingin , pembakaran kalori ditubuh kami berlangsung cepat karna sejak tadi kita terus bergerak mendaki.
Selepas maghrib.. senter dan headlamp sudah disiapkan, hari sudah gelap, dimalam sabtu ini kami harus tetap melangkahkan kaki dan merapatkan barisan, maju mendaki puncak pesagi yang tertutup beberapa punggungan bukit dikejauhan sana….pendakian dari penyambungan menuju puncak adalah jalur penyiksaan, disinilah kita disuguhi tanjakan super mematikan, pohon pohon tumbang semakin pohon tumbang karna suksesi alam. Dengan ketinggian tanjakan 40-50 derajat
Entah apa yang terfikir dibenak kami masing masing, satu satu celoteh kami mulai hilang seiring gelap menyergap.. pepohonan tinggi menjadi seperti bayang bayang raksasa hitam, dan cabang cabangnya seperti tangan tangan yang siap mencengkeram.. atut.. ahhh tidak, kenapa harus takut??
David,”sijablay” gunung memimpin barisan, berusaha menenangkan keributan hatinya sendiri ,terus melangkah satu,satu, satu.aku tahu apa yang nyantol di otakmu yang ada didengkul itu fren,hehe.
Di paling belakang Alam memegang senter tepat dibelakang wawan yang masih juga melemparkan nyanyian, dan celoteh yang tidak jelas apa .tuk sekedar mengusir sunyi ditelinga kami masing masing,mungkin.
Lama lama.. tak ada suara lagi, hanya langkah kaki kami yang menyapa gelimpangan pohon2 besar yang terasa smakin menyulitkan kami saja,berbagai gaya kami lakukan agar kami bisa melauinya.. kadang harus merangkak(ini adalah gaya teringan)jongkok dengan tas keril dibelakang,berat bowwww..(sekilas kalau dilihat seperti pinguin jalan)
Atau harus dengan gaya kayang, karna ada 2 atau lebih pohon sebesar batu dolmen tumbang menutup jalan.dan hanya sedikit sekali celah agar kami bisa melaluinya..,kram perut deh..,aku bukannya menakut nakuti atau mendramatisir keadaan kawan, don’t try at home, karna dirumah gak bakalan ada halangan sesulit ini khan?? Cobalah dipesagi…(ngutip kata kata)..
Berjalan, berjalan, awalnya cepat, lama lama pelan pelan, rupanya tenaga kami sudah mulai terkuras.., kita harus awas memperhatikan jalur,dengan keadaan malam yang gelap bermodalkan 1 headlamp dan 1 senter…, masih gelap…terpaksa indra ke enam kami dikeluarkan(add,kita pendaki memang kadang harus berlatih berjalan dikegelapan, ini salah satu bentuk survive)
Mata nyalang ,hati hati melalui jalur setelah penyambungan… tanjakannya nyaris 60 derajat, tanpa ampun,dan dihalangi pohon pohon(diulang ulang ya, sorry)
Sepanjang pukul 18 sampai 22 PM. kami masih tetap melalui medan yang sama… melelahkan.. baju dan keril kami sudah kotor dengan keringat dan tanah basah… embun dan kabut menyambangi kami, memeluk dari tiap sisi, menambah rasa dingin , satu tujuan dan pertanyaan kami, “kapan sampai”laporan pandangan mata selesai, soalnya malam….gak keliatan bow.
Dari pos penyambungan, kita harus melalui 3 punggungan gunung tuk sampai dipuncak dan nenda disana..
Sampai dipuncak.
LEGA.
Alhamdulilah, saat ini pukul 23 PM kurang dikit. kami sampai puncak.. dari kejauhan kami lihat shelter sebelum puncak ini dihuni oleh satu tenda terbuat dari terpal biru,lebar, dan ditutup seng sebagai akses pintu masuknya….
LEGA,itu perasaan pertama yang terlintas..,baru kali ini aku rasakan lelah yang teramat sangat.. sayang amat kaki ku ini,hehe,
“assalamualikum”
“waalaikum salam”
terdengar jawaban yang menyejukkan dari dalam tenda terpal itu.. alhamdulilah,kami disambut oleh 6 bapak-bapak yang mempersilahkan kami menumpang istirahat sebentar ,meluruskan kaki kami yang gemetaran, dan sedikit menghangatkan tubuh..
wajah meraka tampak keheranan melihat anak anak manusia 6 buah ini muncul di tengah malam buta begini.
“ha.. dari mana kalian, dari puncak ya”Tanya salah satu bapak
“enggak pak Kami baru naek, dari bahway “Kami masih belum mengerti apa arti raut wajah setengah heran mereka itu, ah sudahlah, yang penting,lega, kami sudah sampai, gak jalan lagi…hua..
setelah berkenalan, dan basa basi sebentar ternyata mereka adalah penduduk sekitar yang sengaja naik untuk tujuan tertentu”tanda kutip”relegius”…oh ya kebetulan hari ini maulid Nabi Muhamad SAW
saat itu kami masih menyimpan beribu ribu pertanyaan, yang gak mngkin kami tanyakan ke mereka,,, dengan penampilan mereka yang seperti wali, berkalung tasbih, dan jubah..
“what happen, I’ll never meet this kind condition on another mount except pesagi”
aku jadi ingat celetukan alam atau mell ya??”Gunung Wisik”yang artinya gunung keramat dan religi, sarat dengan cerita cerita legenda.
setelah beberapa menit rasa lelah sudah mulai mengabur, alam dan wawan keluar ,orientasi medan, mencari lapak yang tepat untuk mendirikan tenda, tadinya kita masih mau melanjutkan perjalanan, karna 5 menit lagi keatas,kami sudah mencapai puncak.. tapi berdasarkan info dari bapak bapak itu, diatas sudah tidak ada tempat lagi tuk nge-camp, smua sudah penuh tenda
“dari mana pak,kog udah penuh”Tanya david penuh rasa kecewa.
“ mereka sudah naek dari kemarin, dan hari hari sebelumnya,via pekon hujung”
maka kami putuskan tuk nge-camp disini saja,. Long trip.. kurang lebih berjalan 10 jam setengah mendaki, ahirnya…gileeee
ternyata lemot juga kita, ya wajar kondisi malam buta begini.
aku langsung merebahkan tubuh, disamping arie yang masih ribut kalau kalau dikaos kakinya masih ada tuan dan nyonya pacet yang masih cinta mati padanya, maklum sepanjang perjalanan dari pintu rimba hingga hampir puncak.. pacet pacet serasa menemui hari raya mereka, mencium bau darah,dan tleeeeeppp,tau tau sudah nangkring dikaki kaki telanjang kami.
Puncak pesagi terbagi menjadi 3 puncak.pertama "pesagi balak”, puncak ini yang biasa dikunjungi dan tempat tuk nge-camp.
Kedua ujung karang dan ketiga ujung tanjung.. kedua puncak ini sangan terjal dan hanya orang orang tertentu saja yang mempunyai nyali kesana.
Diluar alam dan wawan berteriak
“tenda udah jadi tuh, pindahin semua keril gih”dengan sigap aku dan kawan2 keluar, udara malam dipuncak pesagi menyergap kami tanpa basa basi… dingin, semakin dingin karna baju baju kami sudah basah oleh peluh.
Setelah semua tenda berdiri, rapi rapi, masak, makan, kami segera saja merebahkan tubuh.. tak perduli apa yang terjadi diluar sana.. sayup sayup aku dengan lantunan ayat ayat suci..ahhh rupanya bapak bapak yang tadi sedang melakukan ritual.dari sedikit pembicaraan tadi, memang gunung pesagi masih sering didaki oleh orang orang yang mempunyai nazar dan tujuan tertentu.. di sini pesagi masih dikeramatkan.. tanda tandanya masih jelas terlihat.
Kami begitu cepat terlelap dalam buaian angin gunung pesagi,,, brrrr dingin juga..,meski sudah memakai sleeping bag tebal, mereka sudah terlelap, dan aku masih gelisah membolak balikkan tubuh,mencari posisi enak menelungkup ,tidur gaya pistol, dengan menyelipkan tangan ditengah tengan paha, dan melipatnya keatas.. ini yang anget..
Zzzzzz… good night guys..sejenak ingatanku melayang.aku berharap bertemu kamu dalam mimpiku, kekasihku, alis bumiku, pepohonan hatiku.., diatas tanah paling tinggi dilampung ini, puncak yang tertinggi dan pasti paling dekat dengan langit.dan pasti paling dekat denganmu.iya khan???
Pagi, sabtu 22 march 08.. at 6.30 AM
Dengan malas aku membuka mata, mulai terasa pegal betis dan pahaku… sedikit kaku.. kulirik david yang masih terpejam, hehe manis sekali dia.arie dan kawan kawan pada kemana ya….
aha itu mereka,dari kejauhan Mell sudah menceracau, bercerita tentang puncak dan Tujuh sumur yang , dia dan alam sambangi.
“elly bangun,kamu gak pengen lihat 7 sumur yang dilegendakan itu tah”
“aku masih malas mell,tar aja…”balasku sambil menggeliat
dia masih tak berhenti, cerita
“tadi aku dan alam turun kesana, arie gak ikut soalnya jalannya curam, dia balik lagi…. Sesaat aku dan alam jalan.. terus, terus tapi kog jalanan makin curam dan licin, kami putuskan pulang saja, saat berbalik eh didepan kami sudah ada 7 sumur sebesar baskom mandi bayi.. disana.., didekati, coba dilongok satu satu.. berharap ada air-nya…karna khan persediaan air kami sudah habis sama sekali…
tapi tidak ada air didalam sumur 7 itu…, dilongok ,longok lagi.. disumur yang ke 3 dari kiri, aku temukan sedikit air, aku colek dan aku cium, ya ampun wangi banget .. kayak minyak misik, buat salat itu..”(video-rec)
dia menarik nafas tanda mengakhiri ceritanya..
bagi kami tidak ada hal yang berarti dengan ditemukannya minyak itu, karna saat itu kami belum tahu apa artinya dan betapa berharganya minyak itu… (lebih lanjut, mari kita ikuti cerita “legenda tujuh sumur dihalaman depan)
hari merangkak siang, kami benar benar tak punya akal lagi, persediaan air sudah habis, sedangkan untuk turun ke pancuran mas,,, enggan karna jalan curam, kulirik air yang tinggal satu peples.. gile segini buat ber enam…???
Setelah berfikir panjang, wawan dan alam pergi mencari sumber air, bukan dari air terjun,atau sungai,karna tak mungkin ditemui didekat situ,,,
Sepulangnya , wawan menenteng nesting yang berisi air , butek seperti air got…dan berbau tanah,
“ set dah air apa nih naw”
“aer peresan lumut mbak”.. kalem wawan menjawab..set dah, aku juga masih heran,kenapa mereka demen banget panggil aku mbak??
towewewew… aku coba cicipi,takut beracun.. hmmm baru kali ini aku coba air lumut… rasanya spt makan tanah… hoekkk..(tapi aku belagak gak apa apa didepan meraka).
“lumayan lah dari pada kita kehausan.”seruku
dengan sigap wawan mengeluarkan bandana –nya yang notabene sudah bercampur keringat asam manisnya dan entah zat zat apalagi ,menyaringnya agar lebih bersih,,,,
setelah selesai, aku rebus dan dibubuhi gula putih, teh sariwangi 2 kantong dan sepotong jahe diiris kecil kecil, setelah masak, hmmm gak kerasa lagi aroma tanahnya.. malah seperti bandrek terobosan terbaru.. wehehehe.cihuy,berhasil berhasil ,berhasil(ikutin gaya si dora)
setelah makan pagi dengan menu kornet, sarden dan nasi, kami packing dan berniat turun ke desa pekon bahway, sengaja kami ke sana lagi karna satu keril kami titipkan di tempat “peratin “bahway…
so…kami tidak akan melalui pekon hujung .ya dah gak apa lah.maybe next time.
Selesai packing, pukul 9.40. aku mell dan david, pergi kepuncak,setelah 5 menit sampai deh, aku lihat musholla>..(aneh khan??)
Aku gak pernah lihat dipuncak ada musholla…, musholla ini didirikan sewaktu masa pemerintahan”mantan peratin terdahulu,bapak wayan namanya.entah berapa puluh juta dihabiskan tuk membuatnya.., tak terbayangkan berapa upah menaikkan satu buah materialnya saja seperti seng,balok, dll… pasti mahal..
Benar memang, gunung ini sangat religius.. . ada musholla. Dan cerita cerita yang tak asing lagi ditelinga penduduk desa, bahwa gunung ini dulunya adalah gunung para wali, buktinya sampai sekarang, masyarakat dan pejabat sekitar masih sering berbondong bondong mendaki pesagi tuk satu ritual keagamaan, atau tuk bernazar..
Didepan musholla bercat biru ini, ada tugu yang konon katanya tugu peninggalan londo alias belanda.. , yah tugu ini terlihat sangat tua, dengan wujud yang sudah compang camping dan tak sempurna persegi.. . dililiti kain mori putih.. dan dibawahnya ada bunga dan setangkai daun, entah daun apa, ini sengaja diletakkan ,biasanya untuk mereka yang bernazar.begitu seru bapak bapak yang kebetulan ada disitu,lagi lagi bapak bapak??siapa sih mereka??
Setelah bernarsis sejenak…kami observe alam sekitar, sayang sekali kabut lagi tebal tebalnya.. seharusnya gunung seminung, danau ranau,pemukiman masyarakat OKU(ogan komering ulu)laut lepas krui dan laut lepas belimbing terlihat dari puncak ini.. huhhh, im not lucky again. And again..
Tak ada gambar yang bisa diambil dari puncak sini,kecuali pose bersama sang tugu saksi kebisuan
Kami putuskan turun…. ,alam,arie dan wawan setia menunggu kami, setelah semuanya berkumpul kami berdoa, dan satu demi satu kami tinggalkan puncak.. menuju lembah demi lembah punggungan demi punggungan, bergerak mendekati peradapan…puas.. itu yang terpancar dari mata kami masing masing, meski rasa capek belum terlepas dari tubuh kita.
Legenda Tujuh sumur
. Legenda dari penduduk sekitar sih,dari arah puncak turun ke arah kiri ,sekitar 20 meter kita akan menemui tujuh sumur,kalau lah beruntung kita akan ketemu air didalam salah satu atau ketujuh sumur itu.. tapi itu bagi yang beruntung sekali, kalau tidak ya tidak akan dapat apa apa, hanya akan menemui sumur tanpa air saja.
Namun ada yang lebih ajaib bin aneh lagi.. 1000 berbanding satu orang bisa menemukan keajaiban-nya.. bahwa selain air, keajaiban yang lebih hebat dan langka lagi adalah ,kalau beurntung orang itu akan menemukan sumur yang ada minya wanginya…
Sejatinya minyak itu mempunya kekuatan magic yang sangat kuat, bisa untuk apa saja. Mau pellet, aura, atau apa saja, yang jelas semua mengidamkan itu. Itu sedikit cerita lumayan lengkap yang kami dapatkan dari penuturan saudara kembar bapak peratin pekon bahway, sesaat setelah kami turun.memang biasanya orang yang tidak tahu atau tidak punya tujuanlah yang akan menemukan-nya..
Memang susah ya..
Wah memang dipesagi ini masih banyak sekali hal hal magic, dan bertuah…kami tidak bisa mengingkarinya,
Sepotong kekecewaan tergurat diwajah mell, sekarang dia menyesal kenapa tidak mencomot sedikit saja minyak wangi itu, ya sih sapa tahu dia bisa jadi lebih tampan, dan kaya.. hahaha. Sudahlah friend, Tuhan pasti beri yang terbaik untuk umatnya,takutnya kalau mell nanti dapet minyak itu,mungkin saja dia bisa jadi sombong…atau…ah,teteaplah kamu jadi mell.bukan orang lain.
Semalam hidup nomaden.
David berjalan pincang, kasihan kakinya terkilir sewaktu turun pesagi, nampak wajah putus asa dan menahan nyeri, memang terkilir sering terjadi bukan pada saat mendaki,tapi saat turun gunung, Tanya kenapa???
Saat naik gunung,pasti kondisi pendaki dalam keadaan prima, dan masih terkontrol penuh, maka dari itu, factor x dan y jarang terjadi,terkecuali memang sipendaki tikda mempersiapkan pendakian,seharusnya sebelum mendaki.. minimal stu minggu sebelumnya, kita harus latihan jalan, jogging.. agar otot otot juga lentur.ini sih buat orang yang malas olahraga saja,seperti saya contohnya.
Saat turun gunung, stamina kita sudah 60 sampai 80% terkuras, meski sudah recovery dengan nutrisi dan makanan bergizi digunung, tapi berapa % sih sumbangsihnya, capek ya capek.juga ditambah kaki dan paha musti menahan berat beban tubuh saat turun dari atas kebawah, itulah kenapa kita lebih sering terkilir saat menuruni gunung…
Itu penjabaran goblok ala aku.maybe yes maybe no..
Terpaksa kami berjalan pelan, teposeliro ama david yang tertatih..juga meski beban tak ada lagi dipundaknya.. tetap saja lambat.aku tahu bagaimana rasanya, pasti nyeri, dengan menyeret kaki seperti itu.2x dari gede aku musti tertatih juga waktu itu.
Magrib menjelang, dan kami baru tiba dirumah bapak “peratin” ,disambut sang ibu,kami tanpa pikir panjang , menggelosorkan tubuh meletakkan beban dan rasa letih yang berton ton rasanya.malem ini kami musti nomaden,dari rumah pak “peratin” lalu ke rumah Ibu nya pak Peratin,setelah itu kami dijemput Kak maman, terpaksa kami hubungi dia,meminta bantuan dijemput karna sudah tidak ada angkot lagi.berhubung kondisi malam.
Akhirnya pukul 10.30 Kak maman dan temannya datang, kami diangkut menuju ke kediamannya lagi(ihhh malunya dah ngerepotin)
Masih harus menanggung berjuta rasa gak enak pula sudah bikin heboh orang sekampung,karna pas di kuburan tua pekon bahway,ban mobil kempes.sukur tak terjadi apa apa.
Mas joni,rekan Kak maman sudah merasa,disebelah kiri seperti kuburan,namun tak ada satu diantara kami sadar,kami terhenti disitu dan tak bisa meneruskan perjalanan.
Setelah Pak peratin dan beberapa penduduk membantu kami mendapatkan ban pengganti dengan susah payah,pukul 11 lewat,kami bertolak meneruskan perjalanan,meninggalkan kesunyian pekon bahway dengan segudang kenangan,dan ucapan terimakasih atas keramahan penduduk desanya.
Selamat jalan kota liwa yang pernah porak poranda oleh gempa, terimakasih atas segala keramahan ,senyum dan kepolosan ,
Disini aku temukan gairah baru
Disini aku temukan langit semakin biru
Dari tanahmu..
Dari tiupan anginmu
Dan dari segala kedinginan yang kau tawarkan
Aku temukan satu hal..
Bahwa cinta,tidak sebatas karna indah.
Cinta tidak sebatas hanya harmoni hati
Tapi lebih dari itu..
Lebih dari itu
selamat jalan sang bumi ruwa jurai
Kosakata:
Way: air(Bahasa lampung)
Peratin:Sebutan kepala desa(bahasa lampung)
Balak:Besar(bahasa lampung)
Rumah Umbul:Rumah Yang berada di tengah tenga kebun, dimana jarak satu dengan lainnya ber kilo kilo meter.kebanyakan petani didareha kaki gunung.
Jakarta, 31 march 08
By L-lee susan
---------------------------------------------end-----------------------------------------
Terimakasih to:
-Allah SWT
-Teman teman seperjalanan, David,Alam,wawan, Arie,mell.. insya allah kita ketemu di next trip.
-Pak Indra Makmur”peratin”pekon bahway
-Kak Maman + mbak ully and rekannya
-Rekan rekan ARTEPAK,bowo,putri,budi ,DLL
Route perjalanan:
1.jakarta-merak=Rp.16.000
2.merak –Bakauheni=10.000
3.bakauheni-rajabasa=20.000
4.Rajabasa-Liwa=RP.30.000
5.Liwa –pekon bahway=Rp.8.000(disarankan pagi sampai sore hari tuk dapatkan angkot)
Route mendaki
1.Desa way pematu-shelter= +/- 1 jam
2.Shelter 1-shelter 2=+/-15 menit
3.Shelter 2-shelter 3=+/-2-3 jam
4.Shelter 4-Shelter 5=+/-2 jam
5.Shelter 5 to Puncak pesagi “balak=+/-4 jam(ini jalur pembantaian)
Comments
ayo gabung dng kawan2 se-indonesia silahturahmi di pesagi "KIBAR VIII"
wass...