Skip to main content

Travelling Lampung Post : Menaik-turunkan Adrenalin di Lembah Hijau


TIDAK banyak tempat wisata di Lampung yang menawarkan pilihan wahana penguji keberanian dan tempat bersantai amat rileks. Lembah Hijau memadukannya.
-----------------
Sekelompok pemuda menyandang ransel-ransel besar memasuki area tempat wisata Lembah Hijau di bilangan Sukadanaham, Bandar Lampung, Sabtu pagi (18-4). Dengan celana gunung, kaus, aneka topi, dan aneka sepatu kets dan lars, kentara mereka hendak mengadakan kegiatan outdoor di alam terbuka sejenis kamping atau berkemah.
Pada saat yang sama, mobil-mobil pribadi menuju lokasi-lokasi parkir di beberapa sudut. Anak-anak, remaja, orang tua, bahkan kakek-nenek turun dari kendaraan menuju beberapa wahana yang mereka inginkan.
Sementara itu, bus-bus yang mengangkut rombongan wisata, baik dari kelompok warga maupun siswa sekolah juga mengantre parkir di parking area. Turun dari bus setelah mendapat pengarahan dari ketua rombongan, mereka menyebar ke lokasi wisata seluas 15 hektare itu.
Ya, taman wisata Lembah Hijau memang menawarkan berbagai pilihan wahana untuk berbagai kalangan. Kelompok pertama adalah para pemuda pencinta alam yang akan berwisata dengan wahana alam bebas dan berbagai fasilitas menantang lain yang dapat menguji nyali dan menaikkan kadar andrenalin. Sementara itu, pengunjung lain pada umumnya adalah mereka yang berekreasi mencari suasana baru yang lebih segar dan rileks.
Tempat ini memang menjadi pilihan warga Lampung dan para tetamu dari luar daerah. Lokasinya yang berada dalam wilayah Kota Bandar Lampung, cukup mudah dijangkau dan dekat. Memang, belum ada jalur angkutan umum yang memungkinkan pengunjung datang dengan angkot atau bus kota.
Untuk menuju lokasi ini, Anda memang harus menggunakan kendaraan pribadi, baik sepeda motor ataupun mobil. Lokasinya berada di wilayah perbukitan Kelurahan Sukadanaham, Kecamatan Tanjungkarang Barat, Bandar Lampung.
Jika dari arah utara, Anda dapat mengakses dari Terminal Kemiling menuju Perumnas Kemiling. Sekitar satu kilometer, Anda sudah berada di ujung Jalan Raden Imba Kesumaratu, tempat wisata ini berada. Namun, jarak dari awal jalan ini cukup jauh, sekitar empat kilometer.
Dari arah timur, bisa diakses lewat Jalan Agus Salim sekitar Pasar Tamin ke arah barat. Sedangkan dari arah selatan, jalan perbukitan yang indah dari kawasan Batuputu berada segaris dengan objek wisata ini.
Kesegaran Rekreasi
Suasana rekreatif yang menawarkan keceriaan dalam kesegaran adalah tawaran utama Lembah Hijau. Irwan Nasution, Komisaris Utama yang juga pemilik tempat wisata ini, mengatakan kini, wahana kolam renang dengan water boom masih menjadi andalan Lembah Hijau. "Kalau disebut andalan, itu karena masih menjadi primadona pengunjung. Padahal, wahana lain juga tak kalah menarik," kata dia, Kamis (23-4).
Untuk menyediakan berbagai wahana ini, Irwan mengaku telah membenamkan investasi lebih Rp15 miliar, tidak termasuk tanah. Pengusaha kelahiran Tanjungkarang berdarah Lampung (ibu) dan Batak (bapak) ini mendedikasikan diri membangun kampung halaman setelah berkiprah di dunia usaha berbagai kota. "Saya ingin ikut membangun Lampung, kampung kelahiran saya."
Pilihan Irwan tidak meleset. Lokasi seluas 15 hektare di area sejuk berbukit-bukit yang terkenal dengan buah durian di bagian barat Kota Bandar Lampung ini amat cocok menjadi tempat peristirahatan. Sejak 2006, ia membangun lokasi ini dan mulai memperkenalkan berbagai wahana rekreasi kepada publik pada 2007. "Alhamdulillah, semua berjalan lancar," kata dia.
Memasuki daerah Sukadanaham ini, suasana sejuk dan menantang memang sudah terasa. Jalan naik-turun cukup curam mewarnai. Di pintu masuk Lembah Hijau yang menurun tajam mengesankan pengunjung sudah berada pada atmosfer berupa lembah yang lain dari suasana biasa. Dari atas terlihat berbagai wahana di antara rerimbunan pohon yang tumbuh subur.
Di sisi kiri, ada Masjid Alhidayah yang setiap Jumat menjadi tempat salat jumat bagi warga, karyawan, dan pengunjung. Masjid ini juga menjadi "pintu dan tiket masuk" bagi 50 anak yatim piatu binaan berbagai panti untuk menikmati semua fasilitas Lembah Hijau secara gratis setiap pekan.
"Mereka kami jemput dari panti, kami ajak doa bersama di masjid, lalu menikmati semua fasilitas Lembah Hijau. Semua akomodasi kami tanggung. Ini bergilir dari panti satu ke yang lain," kata Irwan.
Lepas dari masjid, rumput hijau mengampar bagai permadani dipayungi pohon-pohon besar--di antara pohon durian produktif--yang terpasang berbagai peralatan high ropes, yakni permainan luar ruang menggunakan tali-temali pada ketinggian, meluncur, dan menguji keberanian dengan aneka permainan di alam bebas.
Tak jauh dari tempat ini juga biasa didirikan panggung besar yang dapat digunakan panggung hiburan, launching (peluncuran) produk atau kegiatan outing lain.
Masuk sedikit, ada restoran dengan aneka hidangan yang dapat dinikamti dengan duduk di kursi atau lesehan menghadap kolam ikan cukup luas.
Di sebelah kanan, master dari Lembah Hijau, yakni kolam renang dan water boom berada. Dengan tiket Rp20 ribu, Anda yang berumur di atas delapan tahun dan bertinggi minimal 1 meter boleh menjajal seluncur berbentuk spiral setinggi 12 meter ini. "Faktor keamanan jadi perhatian kami. Setiap pagi dan sore, seluncuran kami cek menyeluruh," kata Afriadi, penanggung jawab water boom.
Di depan lokasi water boom, terdapat arena permainan anak-anak. Berbagai bentuk kendaraan mini dengan tenaga baterai dapat dimainkan anak-anak.
Lanjut turun ke bagian belakang, lalu naik tanjakan, di sisi kanan ada kebun botani dengan berbagai komoditas. Di pintu masuk, jika sedang musim, Anda dapat membeli salak pondoh dengan memetik sendiri dari pohonnya. Tentu, dengan panduan petugas. Juga ada pohon-pohon lain yang dapat diperkenalkan kepada pengunjung sebagai tanaman khusus atau langka.
Tak jauh dari tempat itu, di lokasi seperti lereng, ada satwa liar yang ditangkar. Ada kawanan rusa sambar, rusa timor, unta, kuda, berbagai jenis burung, dan sekitar 80 spesies hewan lainnya. Satwa seperti kuda dapat di-booking untuk mengantar pengunjung keliling lokasi di atas punggung kuda.
"Kami punya sekitar 80 spesies, termasuk berbagai jenis ikan. Untuk hewan konservasi, kami bekerja sama dengan BKSDA Lampung. Kami juga sudah masuk Persatuan Kebun Binatang Seluruh Indonesia (PKBSI)," kata Vetty, dokter hewan yang mengurus kesehatan satwa Lembah Hijau.
Menjorok lagi ke dalam, ada lintasan-lintasan di tanah liat di bawah rerimbunan pohon-pohon dengan liuk-liku spiral dan berbelok. Di track-track ini, pengunjung bisa menyewa sepeda motor roda empat (ATV--auto train vehicle) untuk menjajal kemampuan berkendaraan off road sesungguhnya. "Wahana ini masih baru dan sangat diminati," kata Rini, Finance Manager Lembah Hijau.
Seperti kelompok pencinta alam tadi, pengunjung juga dapat memanfaatkan berbagai sudut lokasi untuk kegiatan kemah. Di suasana alam bebas ini, Lembah Hijau juga menyediakan berbagai permainan perang-perangan dengan senjata paint ball.
Kenyamanan Lembah Hijau juga dapat dinikmati sepanjang keinginan. Terdapat lima cottage (rumah inap) dengan desain tradisional, masing-masing dua kamar dan satu ruang tamu dalam lokasi. Juga ada ruang pertemuan (meeting room) berarsitektur Lampung unik yang mampu menampung 200 orang dengan fasilitas standar hotel.
"Meeting di sini, suasananya amat nyaman dan senyap. Juga ada belasan gazebo yang dihubungkan dengan jalan paving block®MDUL¯ ke semua lokasi," kata Irwan.
Anda ingin menjajal? Memang, semuanya pakai uang. Tiket masuk lokasi, Rp8.000, water boom Rp20 ribu, ATV Rp30 ribu/15 menit, naik kuda Rp15 ribu/putaran, dan koin permainan anak-anak seharga Rp1.000--Rp3.000/koin. Mahal? Ya, ada uang, ada barang. Ada harga ada rupa. Selamat bersenang-senang. n SUDARMONO
Sumber : Lampungpost

Comments

temmy budiaty said…
Alhamdulillah Lampung sudah tempat wisata lembah hijau, waktu kami berkunjung kesana ada beberapa masukan yg mudah2an dipelajari dan ditindak lanjuti oleh pemilik atau pengelola
1. Waktu telp dg no. yg ada di website kelembah hijau harusnya tidak disuruh kita telp ke no. lain cukup ditransfer.
2. waktu masuk gerbang harusnya petugas menanyakan dulu apakah tamu cottage atw bukan, jangan langsung dihitung dan disuruh bayar.
3.wastafel di dalam 1 cottage harusnya ada juga diruangan luar bukan cuma di 1 kamar mandi saja sedangkan kamar mandi ada 2.
4. sabun sebaiknya yg diberikan sabun cair.
5. sarapan harusnya diantar jam 7pagi tanpa harus diminta, kecuali kalau tamu sudah pesan minta diantar siang atw lebih pagi bukan diantar jam 9.00an.
6. kasir harusnya ada dekat tempat check in/out bukan diatas
7. kalau petugas meminta ktp waktu check in, harusnya secara otomatis ktp diberikan kembali waktu check out tanpa harus diminta.
8. petugas rata2 kurang ramah dan profesional.
9. waktu saya ketinggalan ktp ditelp petugas, sy sudah dlm perjalanan ke jakarta dan terpaksa harus kembali lagi, waktu sudah dekat gerbang sy telp petugas dan katanya saya suruh tunggu diluar, dan setibanya digerbang petugas, saya katakan mau ambil ktp, tapi petugas tetap menghitung jmlh orang dan minta pembayaran, katanya disuruh 1 orang jalan kaki kekasir dan mobil diparkir diluar..
bagaimana mungkin...neng...sedangkan petugas lain suruh tunggu diluar dan mau diantar ktpnya kesana...

Nach cukup sekian dulu masukan dari saya mudah2an dpt ditindaklanjuti, sy yakin kalau tidak ada perbaikan lembah hijau akan berumur pendek, karena pada dasar nya lembah hijau menjual "Jasa dan service"

Popular posts from this blog

Eksotisme Pulau Berlilitkan Adat

Tapis Pulau Pisang salah satu penanda hubungan marga pulau ini dengan marga Way Sindi. Adat, alam, dan kehidupan sehari-hari yang khas mengguratkan eksotisme pada Pulau Pisang. Begitu juga tapis. EKSOTISME Pulau Pisang tak juga hilang meski kini cengkih mulai jauh dari pulau ini. Pantai yang jernih, debur ombak, dan pasir putih adalah alam yang menebar keeksotisan pulau. Anak-anak kecil berlarian telanjang di pantai, bercengkerama lalu memecah ombak, adalah kehidupan bocah-bocah pantai yang jauh dari sergapan video game dan PlayStation. Mereka berteriak ketika ada "orang asing" mendekat. Tak jarang mereka juga menutup muka lalu membalikkan badan telanjangnya ketika "orang asing" mengangkat kamera: Jpprreeet! Jpprreeet! Jpprreeet!! Tak jauh dari pantai, ibu-ibu Pulau Pisang mengelilingi tumpukan ikan hasil tangkapan bapak-bapak Pulau Pisang, para suami. Tak jauh dari situ, asap mengepul dari bakaran arang. Gesang ikan-ikan segar menebar bau daging segar yang terba...

Rasakan Keaslian Hidup di Pekon Hujung

PEKON Hujung dipenuhi bangunan berciri khas Lampung Barat. Keaslian arsitektur ini bertambah terasa begitu kita bersentuhan dengan alam yang begitu segar dan kaki Pesagi yang indah. Keaslian alam, suku budaya, dan arsitektur Pekon Hujung menjadi daya tarik tersendiri yang bisa menarik pelaku wisata. Faktanya, Lampung Barat memang kaya, bukan hanya Danau Ranau dengan Kampung Lombok atau Pulau Pisang dengan muli-muli perajut tapis. Karena Hujung dinilai memiliki potensi wisata, mulai 2005, desa ini disosialisasikan sebagai desa tujuan wisata. Guna menjadikan desa ini sebagai desa tujuan wisata, Pemerintah Kabupaten Lampung Barat tahun lalu mengakses jalan agar kendaraan roda empat bisa masuk wilayah ini. Untuk menjadikan desa ini sebagai desa wisata, dalam waktu dekat pemerintah daerah juga akan menjadikan sejumlah bangunan rumah masyarakat sebagai home stay atau tempat tinggal sementara bagi pelancong. Kelak home stay ini akan menjadi penginapan bagi mereka yang membutuhkan waktu ...

Sabtu Lalu di Puncak Pesagi

DINGIN Pesagi menyebar ke seluruh wilayah Pekon Hujung, pagi itu. Kabut juga tebal menyelimuti desa yang berada di Kecamatan Belalau, Lampung Barat. Sesuai dengan namanya, Pekon Hujung terletak paling ujung, berbatasan langsung dengan hutan kawasan. Bagi petualang yang hendak mendaki, desa yang berada di kaki Gunung Pesagi ini menjadi permukiman terakhir sebelum memasuki track ke gunung itu. Hari itu, Sabtu, 9 September lalu, ada yang lain di Pekon Hujung. Pagi itu, Pekon Hujung penuh oleh puluhan pencinta alam yang akan mengikuti Kibar VI Kebut Gunung Pesagi yang diadakan Gumpalan Fakultas Pertanian Unila bekerja sama dengan Dinas Pariwisata, Kebudayaan Promosi, dan Investasi Lampung Barat. Sabtu pagi itu, mereka yang berasal dari puluhan klub pencinta alam ini tengah bersiap-siap mendaki Pesagi. Sejak Jumat sore, anak-anak pecinta alam ini sudah berkumpul di Pekon Hujung. Selain menempati rumah warga, para peserta banyak yang mendirikan tenda sebagai tempat istirahat. Mereka berm...