Skip to main content

Download lagu daerah Lampung secara Gratis

Daerah Lampung memiliki potensi dan ragam kekayaan budaya untuk modal menumbuhkembangkan lagu daerah Lampung. Namun, hingga kini lagu-lagu Lampung sulit menjadi tuan rumah di daerah sendiri apalagi bisa go nasional. Demikian dikatakan oleh Musisi Lampung, Syaiful Anwar seperti yang dikutip oleh LampungPost.

Seperti yang ditulis di koran harian LampungPost, Syaiful Anwar mengatakan kondisi tersebut terkendala dengan minimnya pencipta lagu daerah yang berkualitas serta apresiasi masyarakat yang rendah.

"Selain faktor apresiasi masyarakat Lampung yang masih rendah terhadap lagu Lampung, jumlah komunitas orang Lampung yang menurut survei hanya tinggal 17 persen juga menjadi salah satu penyebab," kata Syaiful.

Jadi, ujar dia, sangat tidak adil jika membandingkan antara lagu Lampung dan lagu Jawa, Minang, Batak atau Sunda. "Meskipun perkembangan lagu Lampung sebenarnya sudah sangat signifikan. Tolok ukurnya adalah banyak kalangan muda Lampung serta para pelajar yang mengenal lagu Lampung." Sumber: Lampung Post, Selasa, 6 November 2007


Untuk memperkenalkan lagu daerah Lampung sehingga bisa Go Internasional, maka perlu sekali di share lagu lagu daerah lampung dalam bentuk mp3 yang bisa di download secara gratis. Sehingga, dimanapun orang berada akan dengan mudah mendengar lagu2 lampung di komputernya. Jadi, silahkan download MP3 lagu lampung dibawah ini yah.


FREE DOWNLOAD mp3 Lagu Lampung di 4shared


Tabuh Mapag.mp3
Dang Lupa.mp3
Tabuh Melinting.mp3
Tabuh Sanak Mawang Diijan.mp3
Tabuh Bedana.mp3
Gampang Khibang Nuraini.mp3
Banjekh Arifin.mp3
Salam Diadek Lawi Arifin.mp3
Tippik Cadang Mursal.mp3
Tabuh Nyambai.mp3
Seng Sakha.mp3
andahmu.mp3
Ngilu Pedih.mp3

Comments

R Zaini said…
Tidak sulit untuk memasyarakatkan lagu daerah berbahasa lampung, termasuk juga meng'go international'kan lagu2 tersebut. Musik adalah bahasa universal, meski kita tidak mengerti makna syair dari lagu tersebut asalkan musiknya digarap dengan baik dan tidak asal jadi, maka kitapun akan enjoy dan terhanyut oleh lagu tersebut, dan sepertinya, hal inilah yang belum ada pada garapan lagu lampung selama ini. Dari semua jenis musik yang ada di lampung, dari gambus/gitar tunggal, electone/organ, keroncong, dangdut, bahkan lagu pop sekalipun semuanya masih di kerjakan setengah hati (kurang maksimal and never oll out) kecuali beberapa lagunya Bp.Andi ahmad yang memang di'masak'di jakarta. Apakah musisi lampung tidak pernah belajar untuk tidak terlalu jauh tertinggal dari musisi ibu kota atau daerah lain yang 10 tahun lebih maju? jika dana yang selalu jadi alasan sehingga skill musisi lampung jalan di tempat, ya seperti selama inilah hasilnya.Tidak hanya sampai disitu, media elektronik seperti radio dan tv swasta yang seharusnya turut aktif memperkenalkan lagu lampung kepada masyarakat dunia(lingkungan rt/rw juga bagian dari masyarakat dunia) terkesan malu2 meong untuk memutar/menayangkan lagu lampung, padahal mereka cari makan dan e-ek di LAMPUNG.
Matt delon said…
Benar baget apa kata comentar sodara kita di atas itu,
Lagu dari korea dari negara lain kita hormati apa mungkin Lagu dari negeri kita sendiri kita tidak menghargai nya,
Lagu Lampung Gitar tungal itu bagus apa bila di kembangkan?
yadi said…
Lagu lampung menggala ada gk??
Bagi dong linknya
Thk b4
Unknown said…
setuju sama Matt Delon....lagu daerah tu harus di lestarikan broo...masa lagu korea aja yang bisa diapalin anak-anak jaman sekarang..
Anonymous said…
Saya sampai sekarang masih suka lagu lampung..justru lagu korea gk suka sm sekali
Unknown said…
sya asli Lampung.. Tetap aja suka dgr lgu" Lampung.. Paling selain itu lagu dangdut meggy z sma mirna Wati.. Lagu Lampung harus d lestari kn..

Popular posts from this blog

Eksotisme Pulau Berlilitkan Adat

Tapis Pulau Pisang salah satu penanda hubungan marga pulau ini dengan marga Way Sindi. Adat, alam, dan kehidupan sehari-hari yang khas mengguratkan eksotisme pada Pulau Pisang. Begitu juga tapis. EKSOTISME Pulau Pisang tak juga hilang meski kini cengkih mulai jauh dari pulau ini. Pantai yang jernih, debur ombak, dan pasir putih adalah alam yang menebar keeksotisan pulau. Anak-anak kecil berlarian telanjang di pantai, bercengkerama lalu memecah ombak, adalah kehidupan bocah-bocah pantai yang jauh dari sergapan video game dan PlayStation. Mereka berteriak ketika ada "orang asing" mendekat. Tak jarang mereka juga menutup muka lalu membalikkan badan telanjangnya ketika "orang asing" mengangkat kamera: Jpprreeet! Jpprreeet! Jpprreeet!! Tak jauh dari pantai, ibu-ibu Pulau Pisang mengelilingi tumpukan ikan hasil tangkapan bapak-bapak Pulau Pisang, para suami. Tak jauh dari situ, asap mengepul dari bakaran arang. Gesang ikan-ikan segar menebar bau daging segar yang terba...

Rasakan Keaslian Hidup di Pekon Hujung

PEKON Hujung dipenuhi bangunan berciri khas Lampung Barat. Keaslian arsitektur ini bertambah terasa begitu kita bersentuhan dengan alam yang begitu segar dan kaki Pesagi yang indah. Keaslian alam, suku budaya, dan arsitektur Pekon Hujung menjadi daya tarik tersendiri yang bisa menarik pelaku wisata. Faktanya, Lampung Barat memang kaya, bukan hanya Danau Ranau dengan Kampung Lombok atau Pulau Pisang dengan muli-muli perajut tapis. Karena Hujung dinilai memiliki potensi wisata, mulai 2005, desa ini disosialisasikan sebagai desa tujuan wisata. Guna menjadikan desa ini sebagai desa tujuan wisata, Pemerintah Kabupaten Lampung Barat tahun lalu mengakses jalan agar kendaraan roda empat bisa masuk wilayah ini. Untuk menjadikan desa ini sebagai desa wisata, dalam waktu dekat pemerintah daerah juga akan menjadikan sejumlah bangunan rumah masyarakat sebagai home stay atau tempat tinggal sementara bagi pelancong. Kelak home stay ini akan menjadi penginapan bagi mereka yang membutuhkan waktu ...

Sabtu Lalu di Puncak Pesagi

DINGIN Pesagi menyebar ke seluruh wilayah Pekon Hujung, pagi itu. Kabut juga tebal menyelimuti desa yang berada di Kecamatan Belalau, Lampung Barat. Sesuai dengan namanya, Pekon Hujung terletak paling ujung, berbatasan langsung dengan hutan kawasan. Bagi petualang yang hendak mendaki, desa yang berada di kaki Gunung Pesagi ini menjadi permukiman terakhir sebelum memasuki track ke gunung itu. Hari itu, Sabtu, 9 September lalu, ada yang lain di Pekon Hujung. Pagi itu, Pekon Hujung penuh oleh puluhan pencinta alam yang akan mengikuti Kibar VI Kebut Gunung Pesagi yang diadakan Gumpalan Fakultas Pertanian Unila bekerja sama dengan Dinas Pariwisata, Kebudayaan Promosi, dan Investasi Lampung Barat. Sabtu pagi itu, mereka yang berasal dari puluhan klub pencinta alam ini tengah bersiap-siap mendaki Pesagi. Sejak Jumat sore, anak-anak pecinta alam ini sudah berkumpul di Pekon Hujung. Selain menempati rumah warga, para peserta banyak yang mendirikan tenda sebagai tempat istirahat. Mereka berm...